Selasa, 04 Juni 2013

SASTRA BUNGA SETAMAN

Sastra negeri seberang

Kisah Datok dan Putri
 
bunga setaman untuk Putri Tunggal Sari

“Aku palak,” kata Datok Merindu Rungga Aruma (RA). “Tidak ada urusan palak,” sahut Putri Tunggal Sari Mutu Manikam (SMM). Mereka berdebat hingga larut malam di dua perjalanan berbeda, ke timur dan ke barat. Datok Merindu RA memang teramat gusar rembang petang itu kerana Putri Tunggal SMM menghindar jadwal lawatannya. Namun dalam usia jauh beda dengan kekasihnya itu, Datok Merindu RA tidak kuasa menunjukkan gusar berlebih. Ada pasal mendasar atas gusarnya kerana Putri Tunggal SMM membantah tudingan. Hingga maklumat esok hari Datok dan Putri saling bantah dan bela diri atas ihwal perasaan keduanya. “Selamat bermalam minggu,” kata Putri menutupi perbicangannya tengah malam. Selayak namanya, Datok Merindu Rungga Aruma berkata dalam hati,”tak berbanding aruma bunga setaman ini dengan aruma Putri Tunggal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar