Kamis, 27 Juni 2013

SASTRA SELUSUR FOTO

Sastra memang beraneka ragam. Anak-anak muda tertentu menulis dengan emosinya sendiri. Apalagi cerita yang ditulisnya dipengaruhi suasana hati pada saat usia masih belia. Kisah lelaki selusur foto diyakini sebagai suatu fiksi yang menggambarkan  seorang pengajar yang masih berhasrat terhadap pelajar perempuan.

Lelaki Selusur Foto

Foto PNM
Tanpa sepengetahuan Datok Nikmat Aruma Rungga (DNAR), Tun Jakar Belagak Binal (TJBB) mencari jejak perempuan dari sebuah foto. Berbulan ia menelusuri kampung dan dusun. Namun foto perempuan yang didapatkan dari sekolah tinggi tempat ianya mengajar tidak memberi informasi apa-apa. TJBB memang kepala sekolah yang lazim memasang wibawa udik di tempat itu. Dia meyakini, bibir bawahnya yang lebih, banyak diminati pelajar wanita. “Ini perempuan idamanku,” bisik hatinya, setelah foto identitas pelajar perempuan rupawan berhasil disobek dari sebuah daftar.
 
PNM pengaruh lafadz
mantra
DNAR  mengajar juga di sekolah yang dipimpin TJBB, meskipun hanya satu mata pelajaran saja. Ia tidak menyukai eksen udik yang diperankan TJBB. Suatu hari DNAR melihat samar foto seorang perempuan di kantong baju tipis bewarna putih yang dipakai TJBB di hari seminar. DNAR terperanjat, karena meskipun tersamar foto itu diyakini milik Putri Nganga Mananti (PNM), kekasihnya. Terkesiap dia menyaksikan foto di dalam saku pria beroman rada idiot itu. Darahnya mengalir kencang dan berusaha merampas, tapi hatinya menenangkan. TJBB tidak menyadari pengamatan tajam DNAR karena matanya tak lepas dari barisan pelajar perempuan yang antri mendaftar di program studi.

Akhirnya, TJBB menemui yang dicarinya,  PNM. Lidahnya terjulur tertahan bibirnya yang lebih. Matanya berbinar dan berkaca-kaca, seakan menahan rindu. Sesekali diambilnya foto di saku untuk dicocokkan dengan perempuan yang dilihatnya. Sesekali PNM melempar senyum dan disambut meriah oleh lelaki selusur foto alias TJBB.
 
TJBB akibat lafadz

Di sudut ruang, DNAR menyaksikan adegan itu dengan geram. Serba salah dalam gerakan sambil mengambil sebuah buku bertulisan Arab Melayu. Rupanya buku itu merupakan kumpulan doa penyelamat rasa hati yang ditulis orang tua terdahulu. Di dalam buku itu terdapat lafadz perubah wajah ke masa depan. Tanpa pikir panjang DNAR membaca kalimat lafadz itu berulang tanpa diketahui TJBB. Dalam sekejab raut wajah PNM, perempuan tersayang yang bersemayam di hati DNAR, berubah ke masa depan. TJBB kehilangan sasaran. Dipanjangkannya lehernya untuk mencari pandangan indah yang hilang di kerumunan. Ia bangkit dari duduknya sambil marah-marah kepada Cuta Mungil Camburu, pengurus pelajar di tempat itu. DNAR puas, perasaannya terselamatkan dari gangguan TJBB yang kejam kolokan. Namun di luar niatnya, lafadz yang dibacakan DNAR berpengaruh pula terhadap TJBB. Wajah kepala pengajar inipun beralih ke masa depan. Suasana menjadi saling mencari di antara PNM dan TJBB. Mereka tidak lagi  saling mengenal antara satu dengan lainnya.  Terlihat wajah TJBB muram mencari cermin, khawatir bibirnya tidak lagi lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar