Rabu, 26 Juni 2013

STUDI MASYARAKAT

Razuardi Ibrahim,  Kuala Simpang, 25 Juni 2013

Marjinalisasi Akibat Pembenaran


Satu lagi karakter masyarakat yang masih berkembang dalam masa millenium ke-tiga ini, yakni perkuatan pembenaran bagi yang kuat.  Aku pernah diberitakan tentang “orang-orang tertentu yang jahat dan tak boleh didekati”. Beberapa sosok yang diceritakan banyak orang sebagai orang yang tidak perlu didekati tersebut, memang merupakan orang-orang kritis dalam merespon kondisi kekinian. Hampir semua orang menabalkan konotasi negatif terhadap sosok-sosok ini bahkan menganggap mereka tidak pantas hidup di komunitas tempat mereka bermasyarakat. Dalam beberapa kesempatan, aku bertemu dan berbincang dengan mereka. Ada kalimat-kalimat bermutu yang diungkapkan sebagai ungkapan perbaikan terhadap kekecewaan dari suatu keadaan. Upaya pemarjinalan terhadap mereka, kutelusuri dari aspek kausalitas (sebab-akibat). Secara umum kusimpulkan, mereka menjadi oposisi akibat ungkapan kebenaran tidak mendapat respon oleh sistem masyarakatnya. Lebel termarjinal-pun diperbesar oleh pengakuan pembenaran para pihak tertentu yang mendapat keuntungan dari orang-orang sasaran kritik. Biasanya, sasaran kritik ini adalah orang kuat atau penguasa dalam sistem masyarakat. Akhirnya, kelompok termarjinal ini akan terus termarjinal akibat kesinambungan informasi terhadap konotasi buruk yang terlebel.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar