Jumat, 25 Oktober 2013

KASIHAN PRAMUGARI

Kasihan Pramugari
 
Razuardi Ibrahim, Kualanamu (25.10.13)

Ketika di dalam pesawat dari Jakarta menuju Medan kemarin sore (25/10/2013) duduk di sebelahku seorang yang necis dengan postur sedang. Dia belakangan masuk dan duduk di tepi lorong pesawat karena dari dua kursi itu, aku berposisi di dekat jendela. Mata orang yang terkesan bos ini tidak lepas dari beberapa pramugari yang hilir mudik di lorong itu. Sesekali dia senyum pada salah seorang pramugari yang agak gempal namun menarik, layaknya pramugari secara umum. Tidak lama setelah itu pesawat mulai bergerak perlahan menuju runway,  landasan pacu untuk terbang. Aku tertidur pulas hingga pesawat mengudara beberapa menit kemudian. Dalam nyenyak aku terbangun akibat suara-suara kecil yang sedikit mengganggu. Aku lihat pramugari tadi sedang menanyakan menu makanan kepada penumpang. Tiba giliranku pramugari bertanya, “bapak mie ayam atau mie plagna,” tanyanya tanpa aku pahami entah plagna atau apa yang disebutnya. “Mie Placenta,” jawabku sambil berfikir agar toke di sebelahku itu minta mie yang aku pinta. Tentu pramugari minta aku ulangi permintaan, “mie apa pak?,” katanya lagi. “Yang mbak sebutkan tadi apa?,” kataku sambil aku iyakan pilihan kedua dari tawarannya. Lantas aku disodori kotak berisi makanan yang aku juga tidak pernah lihat sebelumnya diikuti pandangan seliweran toke sebelah. Aku rasa dia tersinggung karena aku melelahkan dan merugikan pramugari itu. Giliran pertanyan kepada sosok sebelah, toke itu menjawab, “saya tidak apa, air putih saja,” jawabnya singkat. Tanpa membuang waktu, pramugari itu menyodorkan aqua ukuran kecil padanya. Tentu dengan senyum dia menerima  air putih seraya menyiratkan aku keterlaluan meminta makanan segala dan membuat rugi pramugari itu. Ketika makan aku mengekspresikan kelezatan sehingga toke memperhatikan serius dibarengi penyesalan, karena lapar. Aku menduga dia tidak memilih makanan khawatir membayar atau kasihan kepada pramugari kehabisan makanan miliknya. Setiba di Kualanamu, Medan, jelang magrib toke berlari kecil mencari cafe, menyelesaikan urusan perutnya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar