Rabu, 30 Oktober 2013

KONTRIBUSI PEREMPUAN PESISIR

Kontribusi Perempuan Dalam APBK

Kontribusi para istri dalam rumah tangga tradisional Aceh cukup signifikan. Tentu yang aku pahami dalam komunitas Aceh pesisir seputar keluargaku. Tidakpun aku berniat melakukan penelitian khusus tentang ini karena sebelumnya aku menganggap hal ini merupakan keharusan. Aku menyaksikan keadaan ini mulai bergeser sejak  pertengahan tahun 1980-an dampak kemudahan zaman yang ditandai maraknya listrik ke desa-desa.
 
aktivitas ibu rumah tangga di Aceh Pesisir
yang lazim disaksikan sebelum 1980-an
Beberapa akivitas istri dalam kebiasaan yang aku saksikan itu, antara lain memasak di dapur, menjaga anak, mencari kayu bakar, angkat air untuk masak, menyuci pakaian, menanam padi di sawah, menjaga ternak kecil, dan melakukan kegiatan sambilan seperti menanam sayur di pekarangan dan lain sebagainya. Di tahun 2007, saat aku tergabung dalam struktur organisasi perlindungan perempuan sebagai konsekwensi jabatan, aku membangun diskusi tentang hal ini. Tujuanku membahas bersama institusi pemberdayaan perempuan kala itu tidak lain untuk membuat formulasi matematis tentang besaran kontribusi istri dalam suatu anggaran pendapatan dan belanja keluarga. Aku meyakini adanya perbedaan dari indeks atau persentase antara keluarga di Aceh dengan daerah lain, akibat perbedaan tradisi. Namun keinginanku untuk membuat formula sederhana tentang Kontribusi Istri Dalam Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan Keluarga Aceh Pesisir ini, terhambat dengan jawaban, “janganlah nanti ada pihak yang tersinggung,” kata seorang pegawai perempuan di institusi terkait.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar