Kamis, 24 Oktober 2013

MEMBANGUN INVESTASI TAMIANG

Membangun Investasi Tamiang



Setelah lebih sepuluh tahun pemekaran Aceh Tamiang perlu berbenah. Tidak berbeda dengan kabupaten lainnya di Aceh, Tamiang juga berpersoalan dengan pertumbuhan ekonomi wilayah. Belum terpenuhinya berbagai infrastruktur termasuk simbol pemerintahan seperti Pendopo Bupati,  cukup memerlukan perhatian khusus. Di samping untuk memaknai otonomi daerah, tempat kediaman pemimpin daerah ini berfungsi sebagai titik sentral akses publik. Potensi lahan dari sektor pertambangan hingga perkebunan sudah saatnya dikemas dalam suatu kekuatan ekonomi Aceh secara umum. Dengan luas wilayah sebesar 1.956,72 Km2 yang didominir perkebunan kurang lebih 150.000 hektar serta sumur-sumur minyak kurang lebih 700 unit, Tamiang memiliki modal besar untuk menggerakkan perekonomian daerah. Letak kabupaten di perbatasan timur Aceh sangat berpengaruh terhadap banyak hal seperti sosial, ekonomi dan lain sebagainya.
pertokoan tua Kualasimpang, 1930

Meskipun hambatan alamiah yang relatif banyak, Bupati Hamdan Sati berusaha membangun serta berupaya keras agar akses pelayanan publik dan investasi dapat dilakukan se-sederhana mungkin. Perubahan yang terjadi cukup positif, terindikasi dari banyaknya peminat investasi mengunjungi petinggi pemerintah daerah untuk membangun hubungan, meskipun tidak tersosialisasi dengan baik. Pembenahan sistem pelayanan yang menjadi tujuan utama Bupati Aceh Tamiang, memerlukan kearifan khusus sehingga peluang investasi yang terdorong oleh aspek geografis strategis di kabupaten batas timur Aceh ini dapat dengan mudah dijangkau para pihak yang berkepentingan. Sudah saatnya, berbagai elemen tidak lagi terjebak dengan konsep retorika untuk menghadapi tantangan ekonomi global di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar