Rabu, 01 Oktober 2014

ABAN DAN KANVAS

29.09.14



Sepulang dari Batam ke Medan, 26 September 2014, aku bertemu Aban bersama Bang Adek setelah mereka usai mengantar Bupati kunjungan kerja ke luar daerah. Aku mengajak mereka untuk membeli kanvas di Gramedia Medan dan menitipkannya kepada Aban untuk membawa pulang ke Tamiang. Aban bersedia karena dia menyetir sendiri mobil untuk pulang ke Kualasimpang. Dia bertanya kepada ku, "bapak pelukis ya?," tanyanya. "Aku penjual lukisan sejak kuliah," jawabku spontan yang disambut diam oleh pegawai honor bagian umum Setdakab Tamiang itu. Minggu malam, 28 September 2014, Aban datang ke rumah mengantar kanvas dan cat minyak yang kutuitipkan kepadanya. Kala itu aku sedang menyelesaikan sebuah lukisan yang sudah lama aku idamkan. "Wah, benar bapak pedagang lukisan," kata Aban seraya menunjukkan ketelanjurannya. Aku senyum dan mengajaknya berpose di depan kanvas itu. Selekasnya ia berdiri bersamaku di depan kanvas, "supaya kamu tahu tatkala aku minta tolong membeli peralatan lukis," kataku singkat. Aban terdiam dan memahami pesanku, "tiada kerja halal yang buruk kecuali diperburuk," kataku di sela kesungkanannya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar