Jumat, 03 Oktober 2014

PUISI EMPATI

empati kaum

tersengal rongga leher ini
mendengar ungkap empati
muncul membela kaumnya
yang teraniaya lelaki tanpa rasa
yang buta atas wajibnya

tiada belas layaknya jantan
kabur makna hunjam sengsara
takpun akui aniaya brutal
atas perempuan sebatang kara
yang hadirkan mungil perempuan
tanpa tahu hendak kemana

kualasimpang 02.10.14




Tidak ada komentar:

Posting Komentar