Budaya
Meudaheoh
Budaya
meudaheoh merupakan tradisi
meminta-minta atau ada yang memahaminya dengan budaya mengemis. Meskipun
kebiasaan ini dibenci masyarakat Aceh, namun pemandangan ini kerap tersaksikan.
Di masa stasiun kereta api aktif di Aceh, banyak pelaku meudaheoh ini beroperasi di sana. Bagi orang-orang tertentu yang
mengenal pelaku, semisal pelaku orang sekampung dengannya, mereka berujar,”peu meudaheoh sabee, manteng teuga”. Ketika
banyak unsur aparatur daerah berbondong-bondong ke Jakarta untuk mengusul ragam
proyek dan memohon bantuan keuangan lainnya, rekan sesama aparatur di pusat
berujar, “kok masih minta ke pusat, kan
anggaran sudah dialihkan ke daerah masing-masing”. Banyak kalangan memahami
meminta bantuan pusat berkembang sejak era 1970-an, tatkala pola pembangunan
terimplementasi secara sentralistik. Propinsi yang paling siap dan terkenal
yakni Sumatera Barat sehingga upaya ini menjadi model waktu itu. Manakala
sistem pengelolaan anggaran pembangunan sudah berubah menjadi desentralistik,
namun prilaku meminta itu masih dipertahankan, terjebaklah cara ini ke dalam
suatu definisi budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar