Senin, 27 Oktober 2014

BUDAYA MEUDAHEOH

Budaya Meudaheoh



Budaya meudaheoh merupakan tradisi meminta-minta atau ada yang memahaminya dengan budaya mengemis. Meskipun kebiasaan ini dibenci masyarakat Aceh, namun pemandangan ini kerap tersaksikan. Di masa stasiun kereta api aktif di Aceh, banyak pelaku meudaheoh ini beroperasi di sana. Bagi orang-orang tertentu yang mengenal pelaku, semisal pelaku orang sekampung dengannya, mereka berujar,”peu meudaheoh sabee, manteng teuga”. Ketika banyak unsur aparatur daerah berbondong-bondong ke Jakarta untuk mengusul ragam proyek dan memohon bantuan keuangan lainnya, rekan sesama aparatur di pusat berujar, “kok masih minta ke pusat, kan anggaran sudah dialihkan ke daerah masing-masing”. Banyak kalangan memahami meminta bantuan pusat berkembang sejak era 1970-an, tatkala pola pembangunan terimplementasi secara sentralistik. Propinsi yang paling siap dan terkenal yakni Sumatera Barat sehingga upaya ini menjadi model waktu itu. Manakala sistem pengelolaan anggaran pembangunan sudah berubah menjadi desentralistik, namun prilaku meminta itu masih dipertahankan, terjebaklah cara ini ke dalam suatu definisi budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar