Krisis
Eksistensi
Status
ini dapat tersimpul dari banyaknya orang-orang yang kerap mengoreksi keadaan
tanpa memberi solusi. Dalam lingkup pimpinan atau pekerja, para pakar
menyimpulkan status ini sebagai suatu gejala post power syndrome dalam artian
munculnya kekhawatiran terhadap proses marjinalisasi diri dari sistem
masyarakat. Krisis eksistensi ini tidak saja mewabah di lingkup aparatur, namun
lebih menggejala pada sosok tersanjung lainnya. Hal ini dapat disaksikan pada
sosok-sosok borjuis yang dieluk-elukan andil kecantikan, kemewahan, serta
keagungan lainnya, yang mulai tersaingi oleh hadirnya penampil atau pendatang
baru. Pemangku status krisis eksistensi ini juga rentan terhadap sikap defend atau upaya mempertahankan
keberadaan berikut ketersanjungannya. Untuk mengatasi situasi, sebaiknya setiap
sosok yang khawatir, membesarkan ragam talenta yang termiliki dalam dirinya.
Mantap
BalasHapus