Senin, 27 Oktober 2014

KRISIS EKSISTENSI

Krisis Eksistensi



Status ini dapat tersimpul dari banyaknya orang-orang yang kerap mengoreksi keadaan tanpa memberi solusi. Dalam lingkup pimpinan atau pekerja, para pakar menyimpulkan status ini sebagai suatu gejala post power syndrome  dalam artian munculnya kekhawatiran terhadap proses marjinalisasi diri dari sistem masyarakat. Krisis eksistensi ini tidak saja mewabah di lingkup aparatur, namun lebih menggejala pada sosok tersanjung lainnya. Hal ini dapat disaksikan pada sosok-sosok borjuis yang dieluk-elukan andil kecantikan, kemewahan, serta keagungan lainnya, yang mulai tersaingi oleh hadirnya penampil atau pendatang baru. Pemangku status krisis eksistensi ini juga rentan terhadap sikap defend atau upaya mempertahankan keberadaan berikut ketersanjungannya. Untuk mengatasi situasi, sebaiknya setiap sosok yang khawatir, membesarkan ragam talenta yang termiliki dalam dirinya.


1 komentar: