Sabtu, 03 November 2012

MEMBANGUN SEKTOR RIIL

Membangun Kebersamaan Usaha Sektor Riil di Bireuen

Keberadaan Kadinda Bireuen (Kamar Dagang dan Industri) sudah semestinya dapat memfasilitasi aktivitas dunia usaha di kabupaten strategis itu. Keunggulan strategis dari posisi Kabupaten Bireuen tidak dapat diabaikan begitu saja dalam suatu kinerja sistem perdagangan kawasan. Hal ini sulit terbantahkan dan teridikasi dengan tingkat pertumbuhan Kota Bireuen sendiri yang telah mengalami perluasan hingga 15.000 hektare dari sebelumnya yang hanya 5.000 hektar saja. Pertumbuhan alamiah yang ditandai dengan maraknya pembangunan ruko merupakan salah satu ciri adanya pertumbuhan sektor riil melalui dunia usaha rancang bangun (pengembang).

Pengakuan alamiah ini sudah sejak lama diperankan oleh pelaku dunia usaha di Kabupaten Bireuen. Para eksportir hasil bumi produk kabupaten sekitar, pelaku industri permesinan (karoseri, alat-alat pertanian, dan lain sebagainya) telah hidup tanpa sentuhan dari pihak-pihak tertentu mengharuskan para pelaku dunia usaha bersama-sama pemerintah daerah untuk mengambil langkah-langkah konkrit untuk keberlanjutan dan pengembangannya. Belum lagi sektor perikanan Bireuen yang selama ini tidak berproduksi, khususnya hactery   masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius dari sistem pembangunan ekonomi daerah. Berbagai kendala yang dihadapi sektor riil Kabupaten Bireuen sudah sepatutnya mendapat perhatian khusus dari Kadinda Bireuen melalui rangkaian kerja keras. Pembiaran yang terjadi selama ini sudah semestinya diakhiri dan menjadi target bersama pihak-pihak berkepentingan untuk itu.

Memang tidak mudah mengembalikan kondisi dari opini berkembang bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih meyakinkan hanyalah melalui sektor konstruksi, kembali ke sektor produksi. Namun pihak pemerintah telah membuka peluang agar dunia usaha dapat digerakkan dengan sistem kawasan, antara lain kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, dan lain sebagainya. Begitupun upaya pemerintah ini, khususnya pemerintah Bireuen akan sia-sia tanpa dukungan keras dari pelaku sektor riil.

Jika tidak berlebihan dapatlah diutarakan berbagai hambatan yang terjadi di sektor riil dalam Kabupaten Bireuen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah serta mendukung upaya pemerintah kabupaten dalam membuka lapangan kerja baru, antara lain :

  1. Belum adanya kesamaan visi dan misi dari pelaku dunia usaha sektor riil di Bireuen.
  2. Para pengusaha cenderung melirik sektor konstruksi yang semata-mata menciptakan ketergantungan dengan kekuatan anggaran pemerintah daerah.
  3. Sektor riil yang ada belum mampu meyakinkan pihak perbankan dalam rangka perkuatan aspek permodalan.
  4. dan lain-lain sebagainya.

Kiranya perlu dibangun suatu visi bersama yang dapat menjadi cita-cita bersama para pelaku dunia usaha di Bireuen tercinta ini. Jika tidak berlebihan dapatlah dibangun suatu ungkapan visi bersama dari seluruh pelaku dunia usaha dikaitkan dengan keberadaan Kadinda Bireuen, yang berbunyi :

”Terwujudnya pelayannan Kadinda yang instant dalam memfasilitasi aktivitas sektor riil di Kabupaten Bireuen”

Visi di atas lebih mengarah kepada membangun sistem yang mempemudah segala hambatan operasional sektor riil di Bireuen. Artinya, sudah masanya setiap pelaku dunia usaha tidak lagi dipersulit oleh urusan yang tidak penting dalam suatu sistem perdagangan dan industri. Di samping iklim persaingan yang terjadi dalam sistem perdagangan global sulit berpihak kepada pertumbuhan usaha kecil menengah (UKM) yang pada umumnya berada di kabupaten.

Mewujudkan visi di atas terasa sulit bagi semua, namun keberhasilan para pedagang masa lalu di Bireuen ini cukup memberi motivasi untuk mendorong pemikiran bahwa kabupaten ini pernah dihiasi pedagang handal masa lalu yang diakui keberadaannya. Artinya, kondisi itu tidak mustahil diraih kembali di masa sekarang.

Dalam mewujudkan visi itu, diperlukan langkah-langkah strategis yang mampu mendukung tujuan, yang dinyatakan dalam misi, antara lain :

  1. mempermudah pengurusan administrasi dunia usaha
  2. memfasilitasi aspek permodalan dengan dunia perbankan
  3. memberi informasi kepada seluruh pelaku dunia usaha sektor riil
  4. memperkecil kompetisi yang tidak sehat antar pelaku usaha
  5. dan lain-lain

Penerapan misi ini juga tidaklah selalu sulit jika semua pelaku usaha memahami sistem jaringan dalam suatu sistem perdagangan. Kesepakatan akhir hanya terletak pada pelaku dunia usaha itu sendiri, di samping perlunya memperkuat jaringan arus jasa dan barang. Akhirnya, diharapkan kesiapan semua pihak untuk membangun kebersamaan dalam suatu sistem dunia usaha di Bireuen ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar