Menanti Penyuluh Profesional
Serangan hama arthona pada kelapa di Bireuen, 2010 |
Musibah hama
penyakit tanaman di Kabupaten Bireuen semakin mengkhawatirkan para petani di
daerah ini. Pasalnya, penyakit tanaman yang kerap dikeluhkan petani saban waktu
kepada pihak pemerintah tak pernah tertangani. Setidak-tidaknya begitu ungkapan
M. Adli, 32, seorang petani sekaligus pedagang pestisida dan pupuk di Kecamatan
Juli, KM 5, Bireuen. “Pihak penyuluhan
pertanian kelihatannya tidak memahami tentang penyakit tanaman serta cara
mengatasinya,” kata pria tinggi besar yang aktif membangun kerjasama kelompok
tani di lingkungannya. Menurut Adli,
hama pengkerek batang telah merambah beberapa tanaman keras. “Kalau dua atau
tiga tahun lalu hama pengkerek hanya menyerang pohon mangga,” katanya. Dia melaporkan
juga tentang ancaman hama pengkerek terhadap pala dan kakao. “Ciri-ciri
penyerangan hama ini cukup jelas, pertama ujung daun terbakar, batang atau
cabang keropos, lantas kering dan mati,” jelas Adli yang akrab disapa Om Ibel. Kasus lain
yang dikeluhkan petani yang belum tertangani dengan tuntas yakni hama layu
fusarium yang menyerang pisang. “ Ciri-ciri penyakit ini yakni pucuk layaknya
terbakar, sekujur batang layu menguning, inti batang membusuk, hingga mati, “
kata Adli. Ditambahkan Adli, pada pertengahan 2010 hama ini menggejala hampir
di seluruh Bireuen dan berakibat kepada produksi pisang menurun. Lain lagi hama
yang menyerang tanaman naga. “Memang tanaman jenis kaktus ini baru populer di
tempat kita, namun telah memiliki pasar yang bagus,” kata Adli. Sayangnya,
belum lagi buah itu menjadi andalan petani dalam skala kecil saja, hama sejenis
antraknose menyerang dengan mematikan. “Cirinya, pada bagian batang berlubang
sebesar uang logam dan mengeluarkan cairan,” katanya bersemangat. “Kalau hama
artona yang menyerang kelapa, kita sudah lelah melaporkan,” kata Adli.
Menurutnya, ciri-ciri pohon kelapa yang terserang hama ini yakni, daun
mengering yang tinggal hanya lidi, produksi buah menurun, dan kebiasaan pucuk
hangus layaknya terbakar. “Gejala kepunahan pohon kelapa di Bireuen berkisar 20
hingga 30 persen,” taksir Adli, sembari menjelaskan bahwa dalam sepuluh pohon
kelapa, dua hingga tiga di antaranya terkena artona. Mengomentari
berbagai keluhan rekan sesama kelompoknya, Adli meyakinkan bahwa kesemua
ancaman hama tersebut dapat ditangani. Hanya saja, menurutnya, pemerintah
daerah juga harus meningkatkan kepedulian dalam hal ini. “Masyarakat petani
saat ini bingung, apakah dinas tidak mengerti, atau kurang fasilitas sehingga
tidak pernah peduli terhadap kegagalan petani,” keluh Adli seraya berharap,
“Penyuluh sudah harus profesional,” tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar