Tukar
Guling Lahan di Bireuen
Pangdam IM, Mayjend Adi Mulyono menjelaskan prinsip-prinsip tukar guling, 2011 |
Razuardi Ibrahim menyambut Pangdam IM, Mayjend Zahari Siregar mengunjungi lokasi pembangunan Makodim Bireuen, 2012 |
Danrem 011/LW, Kol Inf A Rahim Siregar |
Beberapa hari kemudian, Pangdam Iskandar Muda
digantikan oleh Mayjend Adi Mulyono. Untuk melanjutkan tugas tukar guling,
Panglima baru ini intens menanyakan perjalanan administrasi dan fisik di
lapangan. Tidak lama dari waktu itu Komandan Kodim Bireuen pun berganti dari
Letkol inf E Reza Pahlevi kepada Letkol Inf M Arfah. Sebelum serah terima di
antara mereka, Letkol E Reza Pahlevi, Letkol M Arfah, aku dan Pak Mustafa
Glanggang pernah bicarakan hal tukar guling ini di Cafe Bengkupi pada suatu
malam. Di tingkat Kodim pun perhatian untuk menyelesaikan proses tukar guling cukup
intens. Percepatan yang dilakukan Pak Arfah bersama anggota terlihat dengan
selesainya beberapa buah rumah di Komplek Makodim Blang Bladeh karena di lokasi
asrama yang ada, rumah anggota akan dipakai untuk bangunan baru ruang rawat
inap rumah sakit umum.
Dalam penelitian bersama antara Tim Kerja TNI dan
Pemkab Bireuen, terinformasikan bahwa lahan untuk Makodim seyogianya seluas 5
hektar, namun yang baru diselesaikan pada masa Bupati Mustafa A Glanggang hanya
2,8 hektar sehingga dibutuhkan sumber dana untuk membebaskan seluas 2,2 hektar
lagi. Setelah peninjauan ke Bireuen yang
dilakukan Gubernur Irwandi Yusuf dan Panglima Mayjend Adi Mulyono, para
pimpinan daerah ini memaklumi kondisi keuangan Bireuen yang relatif berat untuk
menyelesaikan persoalan ini secara cepat. Pak Adi Mulyono menyarankan agar
provinsi turut menangani percepatan penyelesaian tukar guling ini. Saran itu direspon cepat oleh Pak Irwandi
dengan memerintahkan Pemkab Bireuen membuat surat dan penyiapan dokumen
pembayaran. Jelang akhir 2011, Murdani yang waktu itu sudah menjabat sebagai Asisten
I di Sekdakab Bireuen aku instruksikan secara lisan membangun tim kerja yang
cepat dan kuat. Tim kerja bentukan Murdani tidak memerlukan waktu lama untuk
menyiapkan administrasi usulan pembayaran ganti rugi sisa lahan ke provinsi,
sukses tiada kendala.
Dalam melanjutkan tugas Pak Reza (panggilan akrab
masyarakat Bireuen kepada Letkol E Reza Pahlevi), Pak Arfah (panggilan akrab
kepada Letkol M Arfah) lebih intens menyelesaikan perencanaan Makodim dan
asrama, sesuai arahan dokumen yang dipersiapkan sejak tahun 2006 dahulu. Pak
Arfah menyikapi desain rumah dengan koreksi-koreksi kecil karena Dandim ini
memahami bentuk bangunan, pernah kuliah di Sekolah Arsitektur. Aku juga
mempersiapkan staf Dinas PU yang tangguh seperti, Ikhwani, Arifonna, dan
beberapa yang lain. Tatkala mendesain kantor Makodim, aku dan Pak Arfah
berdiskusi serius terhadap bentuk atap. Aku menyarankan atap piramida bersusun
dua, “kalau berlapis tiga terlalu mirip dengan mesjid tradisional Aceh masa
lalu,” kataku, disambut tawa rekan-rekan kerja. Lantas aku membuat sketsa atap
yang kumaksud seperti terlihat pada bangunan Makodim hari ini. Pak Arfah
mengangguk setuju, begitupula Pak Danrem, ketika kami laporkan. “Bagus, kita
juga harus pertahankan budaya lokal,” katanya.
Razuardi Ibrahim |
Namun banyak
kalangan mempertanyakan, peletakan batu pertama telah lama berlangsung tapi
pembangunan belum juga memperlihatkan tanda-tandanya. Beberapa bulan setelah
peletakan batu pertama terjadi pergantian Panglima Kodam IM, dari Mayjend Adi
Mulyono kepada Mayjend Zahari Siregar. Dalam beberapa hari bulan Ramadhan 1433
H, Panglima Mayjend Zahari Siregar mengunjungi Bireuen. Sasaran yang dituju salah satunya pembangunan
Makodim yang belum dimulai. Aku ditelepon Pak Asep, Dandim Bireuen, untuk hadir
di Blang Bladeh memberi penjelasan tentang pembangunan Makodim dan perumahan
asrama. Aku senang, karena Panglima Zahari Siregar memahami apa yang aku
sampaikan seraya disambut guyon oleh beliau. Dahaga puasa hilang seketika.
Sekira dua atau tiga bulan setelah terjadi tanya jawab tentang solusi percepatan
pembangunan prasarana ini, pembangunanpun dimulai lagi. Kondisi per Nopember
2012, pekerjaan telah mencapai 60 persen.
Pada awal
Desember 2012, Pak Arfah menghubungiku,”wah Pak Raju, kok saya dengar isunya di
Bireuen pembangunan Makodim itu atas kemauan Pak Arfah dan Pak Raju,” katanya.
“saya juga mendengar cerita serupa pak, dari elite birokrat. Mungkin mereka
tidak paham administrasi saja pak,” jawabku sambil tertawa. Begitupun aku
senang di dalam ketidakpahaman
adminstrasi dari kerabatku sesama aparatur birokrasi yang serta merta
terpupuskan oleh perhatian besar para petinggi di jajaran Kodam Iskandar Muda
untuk mendukung program tukar guling ini. Aku berdoa, semoga perhatian bapak-bapak kerabat kerja di jajaran TNI yang telah membantu percepatan tukar guling ini sehingga ruang rawat inap rumah sakit terbangun relatif cepat menjadi amalan dari Allah SWT, amiiin.
Pembangunan Makodim Bireuen per 09012013 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar