Razuardi Ibrahim rapat dengan pengusaha konstruksi Bireuen, 2011 |
Profesionalisme Harus Bertahan
200712
Setelah mutasi pejabat Bireuen terakhir masa Bupati
Nurdin, yang ke 25, tanggal 19 Juli 2012, beberapa kawan datang membicarakan
hal itu. Mereka sebagian dari pejabat idealis yang masih menjabat tanpa gundah
terhadap gelombang mutasi yang terjadi. “Saya tidak mungkin membeli jabatan,”
kata Yanfitri, Kepala Bappeda Bireuen. Ketika itu mess Ganesha ramai didatangi
orang-orang termasuk masyarakat setempat. “Memang kalau kita idealis bakal
tergeser,” ungkap Darwo aktifis Benfica. Mereka
berjam-jam membahas soal itu karena mutasi ke 24 yang dilakukan pada 17 Juli,
dua hari sebelum yang ke 25, cukup menghebohkan lewat berita koran Serambi
Indonesia. Aku mendengarkan bahasan mereka tanpa respon karena
cerita M Yusuf yang terkena mutasi beberapa hari lalu cukup kumaklumi sebagai
keniscayaan. Namun sebagian mereka
selalu menggangguku yang lagi mengetik perbaikan propsal mahasiswa. Aku
menjawab ringkas persoalan mereka seputar idealisme seorang aparatur, “kita
profesionalis, bukan idealis,” kataku menyahuti keinginan mereka.
Idealisme merupakan kelengkapan aparatur dalam
menjalankan profesionalismenya. “Tidak mungkin profesionalisme kita terbangun
tanpa memahami konsep idealisme dari profesi kita,” jelasku disambut penasaran
Darwo dan kawan-kawan. Aku juga menjelaskan kepada mereka, bahwa tidak ada
hubungan jikalau aparatur bekerja dengan ideal maka ianya tidak akan memperoleh
kesejahteraan alias tidak kaya. Mereka terbahak mendengar pejelasanku, mungkin
rada aneh jawaban serupa itu di masa sekarang. Yanfitri menginformasikan
tentang beberapa pejabat yang masih memiliki pemikiran tidak mau membeli
jabatan, “hidupnya tenang-tenang saja tanpa masalah,” kata Yanfitri melanjutkan.
Aku memahami apa yang disampaikan Yanfitri terhadap beberapa pejabat yang
dimaksudkan. Kekeliruan yang terjadi sebenarnya pada saat memahami arti sebuah
jabatan, yakni antara anugerah dan amanah. Dapat dipastikan jika konsep jabatan
diartikan sebagai amanah, tentu tidak serta merta mengorbankan segalanya untuk
merebut tanggungjawab jabatan itu. Namun jika diartikan sebagai anugerah dapat
diramalkan kondisi apa yang terjadi.
Yanfitri juga menjelaskan pejabat yang memiliki
pemikiran bahwa jabatan adalah amanah tinggal sedikit lagi, tanpa menyebutkan
persentasenya. Meskipun sedikit, kata Yanfitri konsep ini harus dapat bangkit
kembali mewarnai Bireuen di masa yang akan datang. Jelang Ashar, kami bubar sambil sama berpesan,
“profesionalisme harus bertahan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar