Mengendalikan
Aparatur
Di
tahun 2013 masih banyak pekerjaan aparatur dalam hal pelayanan publik yang
terbiarkan. Meskipun tanpa pengakuan resmi dari para pihak yang
bertanggungjawab, indikasi ke arah ini cukup dapat dimaknai dari ragam info
media cetak yang beredar di tengah masyarakat. Pada hakekatnya,
ke-terbengkalai-an berbagai pekerjaan andil ketidak-terampilan aparatur
pelayanan sektor tertentu. Betapa berita di layar kaca tentang meninggalnya
bayi mungil akibat tidak terlayani dengan baik di rumah sakit tertentu,
memiriskan perasaan kita. Boleh jadi persoalan ini dikarenakan kemalasan para
aparatur pelayanan atau ke-tidakterampilannya. Lebih arif jika kita
menganggapnya tidak terampil dalam menjalankan tugas.
Aku
sendiri sering berhadapan dengan staf tidak terampil yang konsekwensinya
memusingkan kepalaku. Dalam pencermatan yang kulakukan, ke-tidakterampilan
aparatur seperti ini biasanya ditutup-tutupi dengan ekspresinya yang lain agar
terkesan sibuk. Bagi para atasan yang tidak mampu menyimpulkan keadaan ini
tentu terkecoh dari tampilannya. Untuk mengatasi hal ini para pimpinan harus
mampu membangun pertanyaan terhadap laporan kerjanya yang selalu dihadirkan
untuk menyibukkan para atasan itu. Jika jawaban yang ia berikan mengambang
bahkan berbelit-belit, sebaiknya ungkapkan saja, “anda tidak mampu di tempat ini”. Aku pernah menggunakan cara ini
ketika aku menjabat pemimpin proyek IPJK di tahun 1994 dan cukup efektif. Di
tahun 2013, aku belum atau tidak menggunakannya lagi karena dalam posisi
struktural sekarang, kecenderungan penempatan bawahan bukan atas dasar rekomendasi pejabat di
atasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar