Pantun Teaterikal Dua
menanak lele |
Dalam Hikayat Asia Tenggara, Raje Nge Desaye,1907
M. Pentas tersusun rapi dengan adegan putri sibuk berbenah, menyapu merapikan
bilek penyambutan. Begitupula jambangan, kitab-kitab bacaan yang berserakan di
atas meja. Sesekali matanya melihat ke luar jendela, bilamana lah ketiba-an
tuan. Tiada lupa ke dapur menanak lauk lele kesukaan untuk hidangan.
Dialog III
Saban pagi lah
hamba nak kerja
Susah tempat
yang serasa aman
Kalau lah bisa
dekat gembira
Tentu lah dapat
senangkan badan
Jangan
risau tuan kaseh hamba
Pintu
rumah terbuka selalu
Tiada
penghambat cinta kita
Asal
ibni budakku taklah tau
Terima kaseh putri
jelita
Hamba tak kuasa
pinta dekat
Lihat delik dua
mata bola
Menuntut hati
kuasa ikat
Janganlah
cakap sebelom dekat
Tak
tahan hati menahan rindu
Hasrat
ingin segera berjabat
Lelah
jantung berdebar menunggu
Hamba juga
laksana jelita
Meronta dada mendengar
cakap
Yang setia
nanti sua cinta
Apa mungkin
putri hamba dekap
Jangan
ucap jika tak mendekat
Cuaca
elok di pagi ini
Bila
perlu tak usah berjabat
Senangkan
hati berdua kini
Benarkah putri
suka menanti
Hamba tak tahan
nak bersegera
Pinta putri
kuatkan berlari
Menuju raga
yang bersiaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar