Razuardi Ibrahim dan Rahmatsyah Nusfi Tamiang, 31 Juli 2013 |
Malam ini aku bersama Rahmat membuat suatu kajian ringan tentang sistem angkutan bahan hasil produksi di bagian pedalaman selatan Kabupaten Aceh Tamiang. Kajian ini lebih kepada memanfaatkan aliran Sungai Tamiang yang lebar dan memiliki air berjumlah besar. Di samping mampu meminimalisir gangguan lingkungan dalam hal kebisingan, kepadatan lalulintas dan polusi debu, diharapkan sungai yang diperankan sebagai prasarana ini dapat memberi nilai ekonomis terhadap sistem tranportasi. Khayalan ini cukup menantang bagi para teknokrat, khususnya dalam hal uji nyali di bidang keteknik-sipilan, juga dalam menyikapi opini berkembang terhadap pemikiran cet langet. Tetapi pemikiran juga menuntut kinerja meskipun pengimplementasiannya belum dapat segera diwujudkan. Bukankah lebih baik berfikir keliru dari pada tidak berfikir sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar