Senin, 15 Juli 2013

SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR

Dukungan Suprastruktur Terhadap Infrastruktur
 
Razuardi Ibrahim, Langsa 05 Maret 2013

Jelang imsak pada Ramadhan ke-6 1434 H, bertepatan hari Senin 15 Juli 2013, terlintas diingatanku tentang beberapa materi pelatihan peningkatan jalan kabupaten di masa lalu. Ingatan itu berawal dari pertanyaan pribadiku terhadap manajemen penanganan berbagai infrastruktur yang rusak. Kebetulan juga Haris, pegawai PU Propinsi Aceh, yang juga adik kelasku lulusan teknik sipil angkatan 1985 meng-SMS seputar penunaian ibadah puasa. Aku semakin membayangkan fungsi kawan-kawan di PU Propinsi Aceh sebagai tim pembina teknis jalan kabupaten di masa itu, dalam kurun waktu 1989-1999. Dalam setiap pertemuan atau rapat teknis tingkat nasional, di hadapan aku dan kawan-kawan dari kabupaten di seluruh Indonesia, para pejabat Departemen PU sering mempresentasikan tentang kelembagaan manajemen jalan. Sebagian akademisi menggolongkan atau menamakan sistem kelembagaan itu sebagai suprastruktur.  Di sanalah peranan pengaturan, pengelolaan dan berbagai aksi perangkat lunak lainnya difungsikan. Kehadiran sistem suprastruktur sangat terkait dengan kebutuhan implementasi infrastruktur. Artinya, untuk mendukung produk infrastruktur yang berkualitas perlu dukungan suprastruktur yang kuat pula. Suprastruktur yang kuat sangat ditentukan oleh kompetensi orang-orang yang menggerakkan, komitmen regulasi yang kuat serta faktor pendukung lainnya. Kala itu para engineer jalan kabupaten menyadari bahwa kehancuran suprastruktur tidak kalah parahnya dibandingkan dengan infrastruktur karena berpeluang berkelanjutan dari dampak domino yang terjadi. Meskipun keberadaan suprastruktur biasanya dianggap tidak penting oleh sebagian orang. Akhirnya, aku menyadari, dulu sistem pengelolaan jalan kabupaten di Indonesia memiliki suprastruktur yang kuat sehingga kondisi jalan kabupaten dapat diukur secara nasional. Aku terjaga dari renungan, sirine imsak berbunyi, selamat berpuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar