Minggu, 10 Maret 2013

KALIGRAFI MON MATA


Kaligrafi Batu Anjongan Mon Mata

batu kaligrafi Anjong Mon Mata, 2013
Suatu ukiran kaligrafi masih utuh di pintu masuk Anjongan Mon Mata, Banda Aceh. Kaligrafi asri itu dibuat pada tahun 1981 untuk memperkuat kesiapan perhelatan besar nasional yakni Musabaqah Tillawatil Qur’an (MTQ) Ke 12 yang di adakan di Banda Aceh. Goresan kaligrafi di batu buatan yang mengagumkan itu tentu hasil karya para seniman besar Aceh yang eksis di tahun itu. Tatkala pertama kali aku melihat karya seni tersebut di tahun 1982, batu itu tanpa dicat, masih berwarna semen alami namun sekilas terkesan batu orisinil yang di pahat.  Waktu itu aku hanya mengagumi tanpa berniat untuk mengetahui siapa yang membuatnya.

Pada Jum,at 8 Maret 2013, aku mengunjungi tempat itu untuk mengantar surat ke Bupati Tamiang yang rapat di Pendopo Aceh. Batu kaligrafi yang kusaksikan 31 tahun silam telah dicat hitam dengan tulisan ayat Alqur’an bercat putih. Aku tidak mengabaikan perhatianku karena karya yang menjadi saksi sejarah perhelatan besar di Aceh masih terkagumi. Aku tanya pada beberapa orang pensiunan yang menyaksikan MTQ waktu itu, tak satupun memberi jawaban tentang sosok pencipta karya seni tersebut. Namun dari ekspresi karya seni itu aku sedikit menebak, bahwa karya itu mirip goresan AD Pirous, seniman besar Indonesia asal Aceh.

Waktu itu banyak prasarana dan sarana yang dibeli melalui dana besar untuk memeriahkan acara keagamaan ini. Ada tribun pengunjung di Desah Arafah, nama lain lapangan Blang Padang tempat berlangsungnya musabaqah, kemudian fasilitas ini menjadi tribun penonton di Stadion Di Murtala, Lampineueng, Banda Aceh. Artinya, ada aset MTQ yang termanfaatkan sebagai fasilitas umum hingga hari ini. Sungguh mulya pemikiran para pengambil kebijakan pembangunan kala itu. Tidak itu saja, gedung pertemuanpun ada yang terpakai hingga saat ini, antara lain Gedung Anjongan Mon Mata berikut beberapa bangunan utuh di sekitarnya. Di samping itu, banyak pula barang bergerak seperti mobil dan beberapa fasilitas lain yang disediakan untuk mendukung suksesnya  MTQ Ke-12.  Dari semua terawangku ke masa lalu, aku senang sekali karena karya batu bertuliskan ayat Alqur’an di tahun Aceh mampu berkolaborasi dengan seniman ternama, 1981, masih kunikmati hari ini.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar