Sabtu, 23 Maret 2013

KE TENGGULUN


Tenggulun, 230313

Sabtu pagi, 23 Maret 2013, aku bersama Bupati Tamiang dan rombongan mengunjungi Kecamatan Tenggulun, melihat ketersediaan air irigasi untuk mengairi persawahan. Kecamatan itu lumayan jauh ke bagian selatan kabupaten kaya potensi alam tersebut. Perjalanan pun cukup melelahkan, di samping debu yang menutupi jarak pandang, juga jarak tempuh yang relatif jauh. Kondisi bendungan yang dibangun tahun 1985 cukup meyakinkan untuk mengairi persawahan yang terindikasi sampainya aliran air ke tujuan. Menurut warga di sana, sawah yang tersisa sekitar 250 hektar dari luasan 900 hektar yang direncanakan. Dalam perjalanan pulang, aku berhenti di sebuah warung nasi, menunggu rekan-rekan yang tertinggal. Aku merasa tersinggung karena beberapa kawan menyatakan warung itu milik seseorang dari kawasan tempat aku bekerja dulu, Lhokseumawe atau Bireuen. Melihat suasana warung itu aku maklum, bahwa rekan pemilik warung ingin menyendiri di dataran tinggi tersebut tak, sudi diganggu rekan lain. Namun hatiku berbisik, "mentang-mentang buka usaha baru, aku tak dikabari."  Aku juga sempat shalat berjamaah di Kampung Selamat yang besajadahkan pesona ornamen. Menarik juga gambar di sajadah itu, namun aku masih berfikir tentang kemungkinan alas shalat itu sumbangan pemilik rumah makan itu.

Kampung Selamat, 230313

Tidak ada komentar:

Posting Komentar