Selasa, 19 Maret 2013

PELESTARIAN KESYIRIKAN

Pagi, Rabu (20/03/13) di Arya Hotel, aku dan Rachmat nonton berita di TV One yang menayangkan berita seputar Indonesia. Tapi yang menarik, Rachmat mengungkap tentang kecerdasan presenter di acara itu seraya dia mengungkap,"adakah orang Banda Aceh secerdas presenter itu," katanya. Rachmat melanjutkan komentar bahwa sosok presenter itu cerdas, komunikatif, ramah, dan berbagai lebel positif lainnya terkait imej ketangguhan sosoknya. Aku dan Rachmat sepakat, bahwa banyak sosok serupa yang kita jumpai di Jakarta, tempat tinggal Rachmat. Pertanyaan tergiring kepada mengapa di tempat kita sosok seperti ini langka berkelanjutan. Rachmat menyatakan, kelangkaan ini akibat pendidikan yang kurang atau ada akibat lain yang belum terungkap. Tapi satu hal yang disampaikan oleh Rachmat bahwa masyarakat kita masih terjebak dalam masalah kecil yang selalu dibahas berulang tanpa solusi. "Dan juga selalu menyalahkan sosok lain tanpa mengetahui persoalan," sahutku menyela. "Iya, terkadang masih susah melihat orang senang," sambung Rachmat lagi. Akhirnya kami menyimpulkan, kondisi masih berkutat seputar pelestarian kesyirikan, yang juga merupakan sifat manusia. Sesungguhnya sifat manusiawi akan berubah seiring perjalanan budaya massa.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar