Sabtu, 30 Maret 2013

TELAAH SASTRA ROMAN EROPA


dalam mengungkap bahasa roman, sastrawan Eropa juga tidak jauh berbeda dengan sastrawan negeri-negeri Melayu. Perkembangan ini semakin gencar di era millenium ke-3. Pada masa sebelumnya, para sastrawan lebih memilih ungkapan dalam bahasa perumpamaan, seperti roman Siti Nurbaya dan beberapa yang lain.

It’s Not Dream
Itu Bukan Mimpi

Suatu malam lepas kumengantar Sefney pulang, dadaku senang bukan kepalang, pikiranku menerawang ke cerita lalu yang pernah kami lalui berdua. Millan, sebuah kota moderen yang banyak membuat kami leluasa lampiaskan cinta. Perkembangan mode di kota itu menjadikan orang-orang di sana acuh kepada banyak pasangan kobarkan cinta. Kelompok mafioso cukup disegani banyak bekerja mendukung kehidupan hiburan kota. Orang-orang Lisbon, tempat tinggalku, tumpah ruah menghabiskan waktu liburannya di kota Italia itu. Tentu mereka umumnya mencicipi kesenangan dunia yang banyak disajikan perempuan pekerja hiburan malam, diskotik. Tidak ketinggalan, aku dan Sefney menyenangi kota itu untuk berlibur bersama.

Hari itu Sefney mendapat tugas kantor di Millan. Ia mengajakku menemaninya untuk beberapa malam. ”Boleh Sef, tapi engkau pergi lebih dulu,” kataku menyetujui.  Kami sepakat untuk tidur bersama di apartemen kelas menengah yang lumayan bagus. Malam itu juga Sefney lanjutkan perjalanan menuju kota itu. Hatiku harap-harap cemas mengingat perjalanannya, sendirian. Jelang pagi Sefney tiba di sana, dan langsung ke apartemen itu. Aku lega tatkala dikabarinya sekira pukul delapan pagi, keesokan harinya. "Aku tiba Zel," katanya kepadaku lewat telepon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar