Bupati dan Pejabat Pemkab Bireuen |
Seminar Tun Sri Lanang Digelar
Desember 2011
YAYASAN
Tun Sri Lanang Jakarta bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bireuen, akan
menggelar Seminar Situs Sejarah Tun Sri Lanang (S3TSL) di Samalanga, Kabupaten
Bireuen, 8-9 Desember 2011. Dalam acara ini akan dihadirkan puluhan raja-raja
asal Malaysia yang merupakan ahli waris langsung Tun Sri Lanang. Seminar ini
bertujuan mengungkap kembali kisah perjalanan Tun Sri Lanang saat memimpin
Negeri Samalanga (1615-1659). Samalanga, salah satu kecamatan dalam
Kabupaten Bireuen, menyimpan sejarah besar yang berkaitan erat dengan Malaysia.
Di sana berdiri tegak rumah dan makam Dato’ Bendahara Tun Sri Lanang,
raja pertama Samalanga yang diangkat oleh Sultan Iskandar Muda. Tun juga
dikenal sebagai pujangga terkemuka melalui karya besar yang cukup populer,
yakni kitab Sulalatus Salatin (Pertuturan Segala Raja-raja). Ketua Yayasan Tun
Sri Lanang Jakarta, Pocut Haslinda, keturunan ke delapan Tun Sri Lanang,
mengatakan seminar ini direncanakan akan dilaksanakan selama dua hari tiga
malam. Nantinya diisi dengan kegiatan pembukaan atau seremonial, pembahasan
makalah, pameran situs-situs sejarah, serta malam kesenian guna mengeratkan
silaturahmi Aceh-Melayu. “Nanti akan ada peletakan batu pertama Kawasan Wisata
Sejarah di Masjid Raya, Dayah Mudi Mesra. Awalnya kita rencanakan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia sendiri yang melakukannya,” ungkap Pocut
seraya menyebutkan pemusatan masjid raya untuk mengingatkan tentang
keberadaannya yang pernah dibangun masa Tun Sri Lanang dan beberapa kali
direnovasi hingga saat ini. Untuk itu, ia mengharapkan dukungan dan partisipasi
banyak pihak agar dalam prosesnya nanti bisa terealisasi sebagaimana yang
diharapkan. “Untuk malam kesenian, nantinya akan ada hiburan yang menampilkan
kesenian negeri jiran Malaysia maupun Aceh,” ujar Pocut. Sementara itu, Yayasan
Tun Sri Lanang Jakarta juga telah menjalin kerjasama dengan Aliansi Penulis
Bireuen (ALIBI), untuk menyusun resume Kerangka Acuan Kerja (KAK) agar
memudahkan dalam pengaplikasiannya kelak. KAK ini disusun setelah kedua pihak
mengunjungi langsung titik-titik situs sejarah yang menjadi fokus kunjungan
undangan yang diperkirakan mencapai 500 orang. [desi saifan]
100712-03;31;57
Jendela memberi ruang
Bingkai satu menjelajah kehidupan luar
Kadang ternikmati separuh malam
Saksikan lampu jalan,
pepohonan
Pun bintang bulan
Sesekali hembusan angin dingin mencubit
Tirai bergerak pelan
Jendela menimbulkan kesan
Saksi
Jendela bingkai kayu
Batasi rupa saksi
Boleh sinar bulan berbaur awan
Kadang juga gerimis
Pun rerundukan pohon karena angin
Ya, bingkai kayu itu antarkan
mataku ke luar sana
Jendela........
Ya, jendela tanpa nama
Hanya berbingkai kayu berwarna
Tak ada keceriaan
Hanya hembusan mengantarkan kelegaan
Jendela pembatas padu di dinding
Kabarkan ceria belaian ibu
Pada bayi munggil
Sekedar pembatas
Beribu umpama diibaratkan atasnya
Alirkan rangkaian cerita dengan kisah beraneka warna
Malam tadi jendela itu menyedot alam pikirku
Pikirku
yang bertanya
Gelora
kasihnya yang tulus
Pikirmu terlampaui
Bukan maksud hati meningkahi
Namun jua rasa menepi harap menguap begitu
saja
Namun kisah jendela kunikmati yang terlalui
Kumaklumi
sapamu tangah malam
Dalam
lelapku
Jendela
hantarkan alun pikir ke seberang
Jikalau tak terjaga
Tentu mataku tak tertumbu pada benda
terbingkai itu
Mulanya pula hantarkan lamunanku hingga tak
terpejam lagi
Oho jendela
Penyimpan
cerita
Pengikat
lamunan kekasihku
Jangan
kau siksa dia hingga pagi
Jendela itu milikku dengan ceritanya
Bukan milik kekasihmu
Tak terasa mata terjaga dengan kisahnya yang
berlalu
Jendela
yang tak boleh termiliki
Rengkuhlah
.................
Asal
titipmu bahagia
Jaga
tidur dekapan si mungil
Kutarik kursi agar leluasa menatap ke luar
jendela
Jelas terlihat semesta di langit
Yang redup berganti terang sesekali
Padahal inginku lihat lalu lalang dan deru
kendaraan melamban
Memecah kesunyian
Aku
mahfum andil jendela malam itu
Hibur
rasa yang kau miliki
Kuatkan
rasa indah si mungil
Bersamamu
hingga pagi
Sudahlah bahasan kita cukupkan
Lanjut saja repot-repotnya pak
Ya,
akhiri kisah jendela musim ini
Dan
tersenyumlah bersama jelang siang ceria
Meski
saatnya jendela terbuka
Jalani
perannya........
Razuardi Ibrahim bersama tamu dari Malaysia, 2011 |
Razuardi Ibrahim sebagai Pemateri pada seminar Tun Sri Lanang, 2011 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar