H Fauzi A Gani, 2012 |
Haji Fauzi A Gani
Nama lengkapnya Haji Fauzi A Gani. Aku akrab dengannya sejak pemekaran Bireuen
1999. Orangnya tidak pernah menonjolkan diri namun eksis dalam berbagai sumbangan
dana untuk kegiatan positif di Bireuen. Pengusaha sektor riil ini kerap
menampung rekan sejawat yang lagi diterpa kesulitan, di rumahnya yang lumayan
besar di kawasan barat perkotaan Bireuen. Banyak status sosial politik yang
disodorkan kepadanya, ditolak karena memang bukan profesinya. Suatu hal yang
tak mungkin kulupakan, pada saat Bireuen baru beroperasi sebagai kabupaten,
2000, Fauzi banyak membantu perjalanan para kepala dinas ke luar daerah. Semangat
membela rekan-rekannya yang mengalami kesulitan cukup tinggi. Hal ini kerap kucermati
di kantor tempat usahanya, yakni banyak sejawat yang diberi bantuan dan solusi
mengatasi kesulitan.
Satu lagi prestasi kerjasama yang tidak mungkin
aku lupakan bersama Fauzi, tatkala me mbangun jembatan rangka baja Sarah Sirong
Kecamatan Juli, Bireuen, tahun 2001. Dalam suasana mencekam, jembatan itu dapat
diselesaikannya dalam waktu relatif singkat. Selaku Kepala Dinas Bina Marga,
tentu penyelesaian jembatan berbentang 130 meter itu cukup menyenangkan. Bukan
karena pujian dari masyarakat di kabupatenku, lebih jauh dari itu, kerabatku di
Departemen Kimpraswil yang memberi jembatan gratis itu menuntut laporan
pelaksanaan saban waktu.
Dari prospek bisnis, Fauzi tidak memperoleh untung
yang besar dengan proyek pembangunan jembatan Sarah Sirong tersebut karena
pengeluaran yang relatif besar saat pelaksanaannya. Namun dia bercerita
kepadaku di suatu malam di Medan, “jikapun karena jembatan ini saya rugi,
tetapi secara kepuasan batin saya untung besar,” katanya. Menurutnya, jarang
orang mendapat kesempatan membangun jembatan besar dalam suasana yang tidak
menentu, sementara anggaran daerah juga teramat minim. Aku menyebut Fauzi
sebagai sosok ketulusan daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar