Rachmatsyah Nusfi (Seniman yang Insinyur)
Ideologi
yang hakiki sebenarnya adalah
ideologi yang mampu menggerakkan
komunitas tertentu ke arah produktifitas
positif hingga komunitas itu menjadi
puas. Begitu kira-kira definisi sederhana sebuah cita-cita dari sebagian pekerja seni di Banda aceh,
ibukota prvinsi Aceh yang dulunya bernama Kutaraja. Seperti
kota-kota lain di Indonesia bahkan dunia, kota inipun
dihuni kelompok-kelompok pekerja seni
yang menganut paham serupa dari
ideologi di atas.
Karya seni
telah dikenal di dunia
selama ratusan tahun. Setiap karya
seni mengekspresikan gaya yang unik untuk memberikan kepuasan tersendiri serta mempengaruhi imajinasi para pemerhatinya.
Para seniman abad modern telah mampu berimprovisasi untuk menembus batasan
yang diberikan oleh
inspirasi klasik seniman terdahulu.
Rachmatsyah Nusfi, Jakarta, 2012 |
Sebagai salah
satu sarana berekspresi, lukisan tak hanya mampu
menghibur para pengunjung yang menyaksikannya.
Jauh dari itu, lukisan telah memberi
kenikmatan kepada yang melihat dan
menghayatinya. Adalah filsof
kontemporer yang juga seorang insinyur, Munizar Yahya dari Syiah
Kuala yang mempelajari hubungan
antara lukisan, perasaan dan kenikmatan. Dia berkesimpulan bahwa, terjadinya komunikasi antara lukisan
dengan perasaan yang melihat
adalah suatu proses ke arah
kenikmatan. Bukanlah kenikmatan biasa, melainkan kenikmatan atas lukisan yang melarutkan perasan di dalamnya.
Dialah Amat atau Rachmat, lengkapnya Rachmatsyah Nusfi, salah seorang dari
penganut paham sederhana ini,
begitu pengakuannya. “…… yang
penting aku bisa berbuat, dan
orang lain bisa menikmati, …….
habis,……. Perkara ada rejeki atau tidak urusan nanti,….”, demikian komentarnya
satu ketika saat ia diminta tolong
menghias panggung pertunjukan
oleh sekelompok ibu-ibu yang lagi
kebingungan menyongsong acara. Pernyataan lugas yang lahir dari ketulusan seorang Rachmat memberikan makna tersendiri bagi kemajuan karya seni yang
sudah dibuktikan melalui ide dan
karyanya yang tergolong monumental.
Karyanya yang diminati para pembangun mesjid di awal abad 21 ini adalah Kubah Rahmat, yang didesainnya untuk Islamic Centre, Kota Lhokseumawe, Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar