Jembatan Loskala, pandangan dari Utara ke Selatan, 2003 |
Jembatan Loskala
Lhokseumawe
300912
Aku teringat waktu itu sekira tahun 1995. Bupati
Aceh Utara, Karimuddin Hasybullah. Aku masih berjabatan Pemimpin Proyek
Peningkatan Jalan Kabupaten Aceh Utara. Suatu hari Beliau memerintahkanku untuk
membuat konsep jalan tembus Loskala dan Pusong. Menurut hematku, infrastruktur
penting di ruas jalan itu adalan dua jembatan, yakni jembaran Pusong dan
Loskala. Sementara jembatan untuk menuju
pusat pemerintahan Aceh Utara hanya jembatan Cunda II di terminal dan Cunda I.
Perintah itu kulanjutkan dengan survey dan
menghubungi Keuchik Ujong Blang, Budinsyah (alm) untuk memintakan kesediannya
menyelesaikan lahan jembatan Loskala yang masih kayu seta badan jalan yang
masih berupa tanggul tebat. Beliau segera menyatakan tiada ganti rugi dan
bersedia menyelesaikannya. Tentu aku senang sekali ketika itu karena aku dapat
membuktikan aku sanggup memenuhi konsep Pak Karim, panggilan akrab Pak Bupati.
Dalam waktu yang relatif singkat, aku dapat
menyelesaikan desain jebatan beton berkat bantuan rekan-rekan dari konsultan PT
Pilar Teguh Perkasa. Pada tahun 1996
jembatan itu dibangun, sementara rekanannya adalah PT Puncak Perdana yang
dipimpin Nasruddin M Nur, tanpa biaya memadai. Tahun 1997 jembatan ini rampung
meski jalan pada jembatan itu masih berupa tanggul tapi sudah dapat dilalui
sepeda motor.
Tahun 1998, terjadi pergantian Bupati Aceh Utara. Isu
negatif terhadap jembatan itupun berkembang. Mereka menyebutkan jembatan itu
sebagai jembatan Abu Nawas karena tiada jalan yang bisa dilalui mobil. Tak
ketinggalan pula banyak pihak yang menuduh di kawasan itu ada tambak milikku
bersama T Zahedi, salah seorang stafku yang handal. Jembatan itu terpolitisir
sebagai kegagalan konstruksi dari Pak Karim beserta Aku dan staf.
Namun alam berkata lain. Pada musim unjuk rasa di akhir
1998 sehingga jalan keluar kota melalui jembatan Cunda di Mon Geudong,
pengendara berduyun-duyun melintasi jembatan Abu Nawas itu. Tuhan Pemilik
Semesta Alam menunjukkan kebenaran bahwa kehadiran jembatan itu hanya untuk
kemashlahatan umat. Sekarang kawasan sekitar jembatan itu semakin ramai saja
oleh para pedagang kecil-kecilan.
Semoga keberhasilan pembangunan jembatan Loskala
ini dapat menjadi sadaqah jariah bagi para pihak yang terlibat, khususnya
kepada Pak Karim dan Budinsyah, selaku pimpinan daerah dan desa kala itu. Bagi para pemerotes yang tidak paham tujuan
pembangunan pada masa itu agar diberi petunjuk oleh Allah SWT serta pencerahan
dalam rangka pembelajaran.
Tatkala sedang dibangun jalan menuju jembatan Loskala dari Ujong Blang, 2003 |
pandangan dari jembatan Loskala ke utara, 2003 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar