Poligami nyata
Sekira tahun 1996-an. Di suatu pom bensin Blang Panyang, Kota Lhokseumawe,
terlihat sepasang peminta-minta. Seorang
wanita lusuh paruh baya membimbing seorang pria tuna-netra. Wanita itu tidak
menarik untuk diperisteri pria normal, setidak-tidaknya begitu yang terlihat.
Sesekali pria itu menghardik wanita penuntun, layaknya menegur seorang isteri.
Memang wanita itu isterinya, begitu pengakuan tuna netra itu. Petugas pom
bensin itu mengungkap bahwa pria peminta-minta itu punya isteri lain di
kampungnya. Tidak tanggung-tanggung dua orang pula. “Kalau dia normal mungkin lebih parah lagi,” kata salah seorang
petugas. “iya, dalam kondisi begitu aja
dia bisa memperoleh 3 orang isteri,” sambung yang lain.
Sebenarnya tersirat makna di kisah itu, melalui
pertanyaan “mengapa para wanita itu mau mendampingi seorang tuna netra yang
peminta-minta pula?”. Ketika pertanyaan itu diajukan ke beberapa orang
petugas di pom bensin itu diperoleh beberapa jawaban, yakni :
- Karena para
wanita itu perlu pendapatan untuk kehidupannya dan meyakini bahwa pria itu
mampu memenuhi.
- Para wanita
itu membutuhkan pelampiasan syahwatnya, sementara pria tuna netra selaku
suami tidak dalam posisi memilih paras cantik.
Peristiwa ini alamiah adanya, meskipun boleh
dipertanyakan manfaat poligami yang tersaksikan. Atau ada pengembangan alasan
lain dari kondisi itu. Jika tidak berlebihan, dapat disaksikan keadilan Tuhan dalam kisah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar