Rangka Baja Merupakan APBK Wujud Lain
Waktu itu tahun 2000, aku dipercayakan Pak Hamdani
Raden, Bupati Bireuen pertama, mengurus infrastruktur transpotrasi daerah, Kepala
Dinas Bina Marga Kabupaten Bireuen. Dana pembangunan hampir tidak ada, kecuali
anggaran yang telah diusulkan untuk infrastruktur semasa bergabung dengan Aceh
Utara. Namun, banyak tuntutan penanganan jalan dan jembatan yang dimintakan
masyarakat ke pemerintah kabupaten.
Kala itu, aku dengan beberapa staf yang minim
sepakat membangun meski anggaran tidak memadai. Aku memberi pencerahan kepada
bawahan di dinas, bahwa dalam satu jaringan jalan yang utama adalah jembatan.
Karena seburuk-buruknya kondisi jalan dapat dilalui walau dengan susah payah.
Tetapi jika jembatan tidak ada, jalan sebagus apapun tidak bermanfaat maksimal,
dalam artian tidak dapat menyeberangkan orang dan barang.
Masalahnya, uang tidak ada dan sungai yang menjadi
masalah relatif luas. Penanganan persoalan ini selayaknya dengan jembatan
rangka baja yang mahal harganya. Menurut rekanku di Departemen PU, pemerintah
membeli jembatan itu dari luar negeri seharga 2 dollar AS per kilogramnya. Dalam 1 bentang rangka baja itu rata-rata
beratnya 150 ton atau 150.000 kilo gram. Sementara Bireuen waktu itu membawa
pulang sebanyak 6 bentang yang berlokasi
di Sarah Sirong, Blang Mane, Krueng Meuseugob, Krueng Lawang Wie dan Uneuen,
dan Mon keulayu. Artinya jumlah berat yang diperoleh adalah 900.000 kilogram. Jika
dihitung dalam jumlah uang sama dengan 1.800.000 dollar. Nilai dollar di
tahun-tahun itu masih fluktuatif antara Rp 10.000,- hingga Rp 15.000,- per
dollar AS. Jika dihitung nilai dollar Rp 10.000,- maka nilai bantuan konstruksi
yang diperoleh yakni sebesar Rp. 9.000.000.000,-
Modal mendapatkan rangka baja waktu itu hanyalah,
keterampilan perencana dinas, kelayakan proposal, kehandalan berdiskusi teknis
dengan rekan-rekan di Departemen PU, dan kejujuran yang menumbuhkan
kepercayaan. Kondisi ini dapat dipahamkan, bahwa pendanaan tidak hanya dari
uang segar, namun dapat berupa keterampilan aparatur yang meyakinkan.
JEMBATAN MON KLAYU, 2010, terlambat selesai |
Goog Job Pak Lazuardi,,,,Salut Untuk Anda
BalasHapus