Pegawai Tidak Produktif
Pada 9 September 2011, sore hari selepas pelantikannku selaku Sekda
Bireuen, banyak pegawai menjumpaiku dengan beberapa alasan. Sambil minum kopi
pahit kegemaranku, aku bergurau kepada mereka sambil menanyakan tentang kondisi
pegawai negeri yang diinfokan tidak produktif. Pertanyaan secara rileks ini
penting kurasa untuk mengimbangi laporan mereka kepadaku. Setidak-tidaknya, dari
jawaban yang kuterima, ada beberapa sebab pegawai negeri tidak produktif, yakni
:
1) Cenderung
tidak adanya petunjuk kerja yang tegas dari pihak atasan. Kondisi ini
berpeluang kepada kekhawatiran para bawahan akibat dugaan tidak adanya
penanggung jawab dari produk kerja yang dihasilkan.
2) Kekhawatiran
terhadap mutasi yang dapat dilakukan setiap saat oleh pihak atasan karena tidak
mengacu pada standar berlaku. Mind-set serupa ini cukup mempengaruhi semangat
kerja aparatur yang pada gilirannya bermuara kepada sikap apatisme dan pasrah.
3) Tidak
adanya sanksi yang jelas bagi ketidakmampuan aparatur tertentu.
4) Fasilitas
yang sama antara aparatur cerdas terampil dengan aparatur tidak cerdas nonproduktif
5) Pengandalan
kronisasi dan premordialisme tanpa pertimbangan keterampilan
6) Penempatan
pejabat tanpa mekanisme baku, seperti kesesuaian disiplin ilmu, senioritas
kepangkatan, dan pendidikan penjenjangan struktural
7) Mungkin
ada lagi yang belum terungkap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar