Pelukis-Budayawan Yusrizal
Ibrahim
Yusrizal Ibrahim, 2012 |
Aku berinteraksi dengan Yusrizal Ibrahim sejak 1974,
saat sama-sama di sekolah menengah pertama. Kami sering ikut lomba lukis yang
diadakan sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pria kelahiran 1961 ini selalu mendapat juara
dalam perlombaan itu, sementara aku juara harapanpun jauh dari harapan. Setelah
tamat SLTA, Yusrizal pergi ke Jogya untuk kuliah di Akademi Seni Rupa
Indonesia. Di tahun 1986, aku melihatnya
kembali di Banda Aceh di arena Pameran Pembangunan, di lokasi Kantor Gubernur
sekarang. Dia menangani stand PT SAI, pabrik semen, dalam ekspose keberhasilan
perusahaan itu di Aceh. Awal 1990-an, Yusrizal Ibrahim menghilang lagi
menyusuri pantai barat Aceh bersama Rachmatsyah Nusfi membangun tempat wisata
Lhok Geulumpang. Mereka sukses di sana, dengan mampu mendatangkan petinggi
daerah dan para seniman tingkat nasional seperti Lian Sahar, dan beberapa yang
lain. Pada 1995, aku mempertemukan Yusrizal dengan Pak karimuddin Hasybullah,
Bupati Aceh Utara waktu itu. lantas terjadi dialog di antara aku, Yusrizal dan
Pak Karim. Waktu itu, TVRI Jakarta memberi kesempatan bagi kabupaten-kota untuk
mengisi acara dengan film-film daerah dengan masa tayang 50 menit. Pak Karim
sepakat dengan peluang itu dan disuruhnya Yusrizal membuat film itu. Film
berjudul “Riam Blang Kulam,” yang
dibuat Yusrizal dibintangi juga oleh Pak Karim yang memang berwajah layak untuk
difilm-kan. Aku sering berdiskusi dengannya,
karena Yusrizal memang punya daya ingat yang kuat dan cerdas. Namun aku
sering membatahnya tatkala dia sering mengungkap, bahwa kebandelan dirinya
karena kontribusiku sejak kanak-kanak dulu. Pada musim pemilihan umum
legislatif priode 2004-2009, Yusrizal terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh (DPRA). Kala itu aku sempat
berfikir, bahwa kita telah kehilangan seorang seniman handal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar