Ekonomi Rumput
Gandapura
Rumput Gandapura, 2011 |
Kondisi pada awal 2012 di gerbang timur Bireuen, Kecamatan Gandapura. Sebagian besar masyarakat Kecamatan Gandapura
menggantungkan hidupnya di sektor peternakan besar. Ada pasar hewan besar di
sana yang setiap hari selasa menjual lembu dan kambing mecapai 300 ekor. “Pada
jelang Idul Adha bisa mencapai 600 ekor,” kata Ismail Adam, tokoh masyarakat di
sana. Dampak dari kondisi ini, tumbuh pula pegiat ekonomi lain, yakni petani
rumput ternak dan penjual rumput. Sebelum di kecamatan ini beroperasi pabrik
kelapa sawit, petani rumput berusaha di
bidang ini hanya sambilan kurang lebih 10 hektar saja dalam kondisi tersebar.
“Setelah hadirnya PKS yang menampung pekerja lokal, aktivitas petani rumput
sudah mulai terorganisir, “ katanya lagi. Menurutnya, dengan pendapatan yang
lebih sebagai pekerja di PKS, mereka juga sudah memiliki modal yang cukup untuk
berinvestasi di ladang rumput. Rumput yang ditanami di lahan mereka yakni
rumput gajah. Luas tambahan lahan rumput dalam satu tahun terakhir 14 hektar
dengan pola kelompok. Per kelompok seluas 1 ha, pekerja tertampung sejumlah 20
orang. Dengan demikian, penambahan pekerja menjadi 240 orang. Masa panen rumput
dari sejak tanam adalah 1,5 bulan. Harga rumput per-ikat seukuran pelukan orang
dewasa adalah Rp 20.000,-. Petani itu mengatur masa tanam sehingga dapat
memanen setiap minggu, yakni sehari sebelum hari pekan, Selasa. Pada setiap
hari pekan ini masing-masing petani mengantongi uang rata-rata Rp 300.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar