Daya
Tarik Sosok
Kerabat yang pejabat itu, 230213 |
Kolaborasi
berbagai talenta untuk meningkatkan daya tarik suatu kedudukan merupakan hal
lumrah dalam sistem masyarakat. Oleh karenanya tidak jarang tersaksikan dalam
sistem masyarakat tertentu, terbangun secara alamiah ketertarikan banyak orang
terhadap sosok tertentu dalam posisi pelayanan yang tertentu pula. Contoh mudah
untuk keadaan ini dapat disaksikan pada konter penjualan barang-barang mewah di
mall, super market dan pusat pembelanjaan lainnya. Tampilan pelayan yang
terkesan multi kualitas dalam menawarkan barang-mewah ini, cukup menyamankan
para konsumen. Ada kelayakan wajah
berikut tampilan, kemampuan komunikasi, juga kecerdasan dalam sosok para
pramuniaga tersebut. Ke-tiga kekuatan termiliki ini cukup mendukung kedudukan
pelayan publik lainnya tanpa kecuali.
Memang
banyak para pemangku jabatan publik yang relatif kurang beruntung dari aspek
wajah dan tampilan. Namun, keadaan ini dapat tertutupi oleh kekuatan kemampuan
komunikasi dan kecerdasan. Dari dua aspek pendukung ini para konsumen dapat
merasakan ekspresi kejujuran serta ketulusan dalam cerminan hati yang
sesungguhnya. Banyak juga para pejabat publik di negeri ini, bahkan dunia yang
memiliki wajah tidak menarik namun mendapat tempat di hati konsumen atau
masyarakat. Ketulusan atau ada juga yang mengistilahkan inner beauty dari para pejabat publik tersebut mampu merubah imej
terhadap sosoknya yang layak menjadi pengayom.
Dalam
perjalanan karirku, banyak pejabat atasan yang elegan mengajak aku bergabung di
instansi mereka dengan ketulusan tentunya. Tiada dusta dalam berbagai diskusi
bersamaku yang hangat, selain suatu
target pencapaian kerja. Saling melengkapi pengalaman untuk suatu tujuan
pencerdasan bukanlah hal luar biasa dalam diskusi itu. Tidak jarang terjadi
saling debat antara aku dengan mitra diskusi, dan lazim pula aku mengakui
kelebihan mereka.
Di
samping itu, selaku pejabat struktural tentu aku juga bermitra dengan sesama
pejabat di tingkat kabupaten. Wajah mereka juga bermacam ragam dari yang
berkulit legam hingga yang berwajah tidak menarik dan sarat keberpura-puraan.
Aku tidak peduli dengan berbagai tampilan rekanku karena kebiasaanku selalu
mengejar target penyelesaian masalah dalam satu kesatuan kerja. Dalam evaluasi sederhana yang tidak
menggunakan metode apapun, aku memahami kondisi, bahwa beberapa rekan sedang
mencoba membangun kualitas semu terhadap dirinya. Pemaksaan keramahan cukup
terasa dari ekspresinya yang terkadang terkesan berlebihan. Tidak jarang para
rekan yang semu kualitas ini membisikkan
bahkan mengajak diskusi tentang kekurangan rekan yang lain. Biasanya aku tepis
topik serupa ini dengan cerita lucu lain yang tidak ada kaitannya dengan kerja.
Aku
meyakini dalam hati, bahwa suatu waktu selubung keberpura-puraan itu akan
mendominir berbagai kelebihan yang dimilikinya. Tidak sulit ditebak, kondisi
seperti apa yang terjadi manakala keberpura-puraan yang cenderung berkonotasi dusta
menghiasi wajah yang kurang mendukung tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar