Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke-4
Razuardi Ibrahim dengan latar belakang rumah Bireuen di arena PKA-4, 2004 |
Rentang waktu antara PKA-3 dan Ke-4, relatif panjang yakni dari tahun 1988
hingga 2004, kurang lebih 16 tahun. Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke-4
dilaksanakan pada tanggal 19 – 28 Agustus 2004. Pembukaan acara ini dilakukan
oleh Presiden Megawati dengan lokasi pelaksanaannya di Taman Safiatuddin. Taman
ini berada persis di belakang kantor Gubernur Aceh yang masa itu dipimpin
Abdullah Puteh. Informasi yang berkembang saat itu, ide tempat permanen untuk
lokasi event PKA ini berasal dari Ibu Marlinda Abdullah Puteh. Secara konsep,
yang ingin dibangun adalah pemandangan dan suasana seperti miniatur Aceh,
walaupun dalam lokasi tidak begitu luas. Namun, karena bangunan yang
ditampilkan masing-masing daerah pada umumnya berbahan beton dan tidak berbasis
arsitektur lokal, kesan miniatur yang diinginkan terabaikan.
Pada PKA-4 ini terlaksana berbagai kegiatan, baik kegiatan berupa seminar maupun kegiatan non seminar, seperti atraksi budaya, pasar seni, pameran buku, pawai budaya, kenduri massal, dan lain sebagainya. PKA kali ini berlangsung meriah karena berbarengan dengan event Tahun Budaya.
Aku
mengambil bagian penuh dalam mengerjakan stand Kabupaten Bireuen. Sekira tiga
bulan aku di lokasi itu bersama beberapa rekan pekerja seni asal Bireuen. Bupati
Bireuen waktu itu Mustafa A Glanggang, yang mempercayakanku untuk mendesain
rumah bercirikan tradisi masyarakat Bireuen. Aku temukan rumah panggung tua
berlantai rata di Kecamatan Pandrah untuk aku bahas bersama bupati. Beliau
memberi koreksi dan batasan tentang manfaat tampilan dari rumah Aceh tradisi
Bireuen di PKA itu. Namun, kendala utama sa’at itu yakni keterbatasan anggaran
untuk membuat rumah itu yang hanya tersedia Rp 261 juta saja. Di sini aku
mempertaruhkan keterampilan teknik-ku, “biar
biaya kecil bangunan harus selesai, sesuai anggaran,” kataku kepada Pak Mus. “Iya, kalau tidak cukup kita usulkan lagi,” sambung Pak Mus di awal
Maret 2004.
Aku bekerja
membangun rumah Aceh khas Bireuen di bantu Samsul Bahri Juli, yang bertindak
selaku pensuplai bahan dan tukang. Sementara yang menelesaikan pekerjaan
ukiran, Wien Galeri dan Nauval yang kini sudah almarhum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar