Orang Melayu biasa mengungkap sesuatu dengan tutur kata perumpamaan yang mengandung nilai satera yang tinggi. Tidak pula jarang dalam merangkai kata, seketika balasan dari lawan bicara terkemas dan terajut indah dan nikmat dibaca berulang. Tutur kata Melayu yang santun kerap menjadi sajian dalam berbagai event acara yang dilakoni para pujangga. Berikut dialog jendela dari Putri Dasa Sandra Dewi yang disambut baik Raja Ratnam dari Angkasa Pujangga Sewa,
Jendela
100712-03;31;57
Jendela memberi ruang
Bingkai satu menjelajah kehidupan luar
Kadang ternikmati separuh malam
Saksikan lampu jalan,
pepohonan
Pun bintang bulan
Sesekali hembusan angin dingin mencubit
Tirai bergerak pelan
Jendela menimbulkan kesan
Saksi
Jendela bingkai kayu
Batasi rupa saksi
Boleh sinar bulan berbaur awan
Kadang juga gerimis
Pun rerundukan pohon karena angin
Ya, bingkai kayu itu antarkan
mataku ke luar sana
Jendela........
Ya, jendela tanpa nama
Hanya berbingkai kayu berwarna
Tak ada keceriaan
Hanya hembusan mengantarkan kelegaan
Jendela pembatas padu di dinding
Kabarkan ceria belaian ibu
Pada bayi munggil
Sekedar pembatas
Beribu umpama diibaratkan atasnya
Alirkan rangkaian cerita dengan kisah beraneka warna
Malam tadi jendela itu menyedot alam pikirku
Pikirku
yang bertanya
Gelora
kasihnya yang tulus
Pikirmu terlampaui
Bukan maksud hati meningkahi
Namun jua rasa menepi harap menguap begitu
saja
Namun kisah jendela kunikmati yang terlalui
Kumaklumi
sapamu tangah malam
Dalam
lelapku
Jendela
hantarkan alun pikir ke seberang
Jikalau tak terjaga
Tentu mataku tak tertumbu pada benda
terbingkai itu
Mulanya pula hantarkan lamunanku hingga tak
terpejam lagi
Oho jendela
Penyimpan
cerita
Pengikat
lamunan kekasihku
Jangan
kau siksa dia hingga pagi
Jendela itu milikku dengan ceritanya
Bukan milik kekasihmu
Tak terasa mata terjaga dengan kisahnya yang
berlalu
Jendela
yang tak boleh termiliki
Rengkuhlah
.................
Asal
titipmu bahagia
Jaga
tidur dekapan si mungil
Kutarik kursi agar leluasa menatap ke luar
jendela
Jelas terlihat semesta di langit
Yang redup berganti terang sesekali
Padahal inginku lihat lalu lalang dan deru
kendaraan melamban
Memecah kesunyian
Aku
mahfum andil jendela malam itu
Hibur
rasa yang kau miliki
Kuatkan
rasa indah si mungil
Bersamamu
hingga pagi
Sudahlah bahasan kita cukupkan
Lanjut saja repot-repotnya pak
Ya,
akhiri kisah jendela musim ini
Dan
tersenyumlah bersama jelang siang ceria
Meski
saatnya jendela terbuka
Jalani
perannya........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar