Pengerah Mahasiswa Maimun JS
Maimun JS, 1983 |
Sebenarnya, Maimun merupakan sosok yang paling
dekat dengan Rachmat. Selain dari asal sekolah yang sama, STM Negeri Banda
Aceh, hubungan Maimun dengan Rachmat tidak terbatas di kampus saja, juga dalam
bekerja mencari uang untuk SPP atau uang kuliah. Aku bergabung dengan mereka
pada tahun 1980, ketika plonco. Setelah rambutku digunting Maimun rada digigit
tikus, dia menyapaku ramah karena aku cerita bahwa aku kawan dekat adiknya,
Isnardi. “Sudah, kalau begitu, ikut kami
aja ke aula ekonomi, tidak usah sama orang itu dijemur dan dirodam,” katanya
sambil melapor ke Rachmat yang berada tidak jauh dari batang buah roda yang ada
di halaman belakang kampus. “Oke, bawak
dia,” kata Rachmat setengah berteriak. Kami berjalan kaki ke aula Fakultas
Ekonomi untuk mendekor panggung terkait masa orientasi mahasiswa berakhir dua
hari lagi. Setiba di sana, Rachmat memberiku kuas dan meminta aku mengecat
dasar kertas semen yang akan dilukisnya. Aku turuti saja apa perintah mereka,
takut dirodam juga di tempat itu karena tiadak pernah aku lihat Maimun
tersenyum. Dengan wajah dipenuhi berewok dan rambut setengah gondrong semakin
meyakinkannya sebagai sosok eksekutor plonco.
Setelah satu atau dua tahun kuliah, aku mengambil
mata kuliah yang sama dengan Maimun. Namun aku masih segan juga mengajaknya
bersenda gurau karena matanyapun semakin merah saja. Suatu kali, aku diajaknya
minum kopi bersama di kantin Bang Zamzami di lokasi Gelanggang Mahsiswa
sekarang. Dia mulai mengajak gabung di kedai kopi Simpang Lima, pada malam
hari. Aku lihat Maimun sebagai sosok romantis, tidak segarang tampilannya. Lantas,
pada tahun-tahun berikutnya aku dan Maimun diajak Rachmat mengerjakan bangunan
pameran dan beberapa taman di rumah orang.
Interaksi aku dan Maimun semakin intens manakala
fakultas mengadakan berbagai kegiatan ekstra kurikuler. Maimun selalu saja
bertindak selaku pengerah massa dalam tim kerja, termasuk tatkala diadakannya
pertandingan antar fakultas di kampus. Tidak cukup dengan itu, berbagai
kegiatan UKM yang didirikan di tingkat universitas turut pula dibidaninya,
seperti Mapala Leuser, BSPD, dan beberapa yang lain. Rumah kost Maimun di jalan
Teuku Nyak Arief selalu terbuka untuk dipakai sebagai pos pusat kegiatan
mahasiswa teknik. Banyak mahasiswa lintas angkatan yang datang ke situ tanpa
harus berkenalan lebih dahuli dengan sosok Maimun. Dia juga tidak
sungkan-sungkan bekerja langsung secara fisik dalam setiap ada kegiatan kampus,
seperti mengikat spanduk acara, memasang loudspiker di ketinggian, dan lain
sebagainya. Interaksiku dengan Maimun berlanjut hingga penelitian di
laboratorium Mektan dan penulisan tugas akhir (TGA). Banyak kisah aku dan Maimun yang jenaka di kampus teknik, yang belum tertulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar