Jumat, 19 Juli 2013

PUISI SUNTIL


suntil menjelitakan

aku terkesiap
di masa ini
di masa ibu muda lupa tradisi
yang tidak lagi menyirih
apalagi menyumpal tembakau lokal
di bawah bibirnya
suntil

aku terhibur agaknya
di waktu lalu
dugaan tak lagi menyuntil
pupus dalam peranjat
masih ada cembungan
di bibir ibu yang tersisa
mendekap tradisi
leluhur orang-orang sekampung

sesekali kutak percaya
ia mau melumat rajangan tembakau legam
di depan balita asuhannya
tapi mungkin saja pikirku
karena ia memendam gusar
karena kesal akan keadaan

o, mungkin saja
balas lain pikirku
suntil merengkuh jelitanya
semakin tinggi saja
ya, semakin tinggi saja
tapi mengapa marah dilengkapinya
dengan suntil
dengan suntil-pun dia yakin
jelita yang menjelitakan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar