Senin, 15 Juli 2013

WIBAWA

Wibawa

Razuardi Ibrahim bersama Triadi Murwata
Banda Aceh, 2013
Di tahun 2013, orang masih banyak bercerita tentang wibawa sosok pemimpin dalam posisi atau predikat tertentu. Prilaku ini berkembang pesat sejak reformasi 1998, yakni sejak keterbukaan di berbagai sektor menjadi alasan untuk memperbaiki kinerja aparatur menuju nuansa bersih dan berwibawa. Penilaian publik seperti ini cukup berpengaruh terhadap kinerja sistem satuan kerja. Tidak jarang pula satuan kerja dimaksud dilecehkan oleh para stakeholders-nya akibat tidak mampu memberi solusi terhadap persoalan di lingkungannya.


Seiring perjalanan waktu kondisi berubah perlahan, kompetensi pemimpin yang menjadi tuntutan harus hadir di tengah masalah. Tentunya, kompetensi dimaksud merupakan perangkat kerja pemimpin itu dalam mengambil keputusan solutif seputar persoalan yang berada dalam kewenangannya. Jika desakan penyelesaian persoalan tidak mampu diusung dan melimpahkan kepada bawahannya maka proses itu merupakan pengalihan wibawa yang tidak disadari. Padahal wibawa dapat diaplikasikan melalui sikap komit melayani berkolaborasi dengan kompetensi diri. Dalam definisi dadakan wibawa dapat diartikan sebagai komit melayani dengan kompetensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar