Selasa, 15 Januari 2013

BENIH PADI BIREUEN


Benih Padi Yang Hilang

Catatan diskusi dengan Pak Adli Yusuf, 2005

Menurut data kawan-kawan di Dinas Pertanian, Bireuen memiliki luas areal persawahan 23.000 Ha yang tersebar di 17 kecamatan. Dari luasan itu hanya berkisar 60% yang terairi oleh fasilitas irigasi, sementara yang lainnya masih tadah hujan. Hingga saat ini lokasi persawahan tadah hujan ini masih tetap seperti pada tahun-tahun sebelum reformasi. Meskipun demikian belum pernah terdengar para petani tadah hujan protes terhadap kondisi yang memprihatinkan ini, seperti petani di Kecamatan Siblah Krueng, Peusangan Selatan, Simpang Leubu, Gandapura, dan sebagian Peudada. Pada tempat tertentu petani sawah Bireuen cukup produktif dapat melaksanakan penanaman sebanyak 5 kali dalam 2 tahun.

PETANI PEUSANGAN SELATAN, 2012 
Beban berat para petani itu tidak berhenti sampai di situ. Ketiadaan fasilitas ini diperparah lagi dengan kesulitan memperoleh bibit. Seperti diketahui pada masa lalu produksi bibit padi Bireuen diperoleh dari penangkaran BBI Peudada dan matang Geulumpang Dua.” Dulu kami tidak khawatir terhadap kelangkaan bibit, karena Peudada dan Matang Geulumpang Dua selalu memproduksi bibit unggul.......”,keluh seorang petani di sawah yang baru panen. ” sekarang kedua tempat sudah jadi gudang kedelai dan terminal, kami tidak bisa bilang apa-apa...”.

Banyak kalangan menyayangkan pengalihan fungsi BBI Peudada menjadi gudang kedelai yang sudah menghentikan produksi benih padi unggul selama kurang lebih 4 tahun dan belum ada lokasi pengganti. Kebijakan seperti ini tentunya membuktikan bahwa hilangnya kepedulian pihak terkait terhadap kebutuhan produksi masyarakat. Konon lagi BBI Peudada itu akan jadi pusat kedele yang belum dapat diramalkan kinerjanya. ” Dulu kedele Peudada itu unggul di pasaran tanpa intervensi berlebihan dari pemerintah,” komentar Dr Ir Adli Yusuf, Ketua Bappeda Bireuen. ”Pemerintah melalui Bulog hanya memfasilitasi pemasaran,” tambahnya lagi. Semoga tidak terjadi kondisi arang habis besi binasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar