Senin, 21 Januari 2013

PEMUPUSAN CITRA ANTAR PEJABAT


Pemupusan Citra Antar Pejabat

Razuardi Ibrahim dalam membahas Rencana Tata Ruang, 2009
Cerita mutasi pejabat di masa sekarang telah merambah hingga ke warung-warung, cafe, pajak, dan tempat konsentrasi publik lainnya. Satu hal yang biasa terjadi dalam sistem pemutasian pejabat, khususnya di lingkup pemerintahan kabupaten-kota, yakni pemupusan citra antar pejabat. Biasanya, pejabat yang menggantikan berusaha mengimbangi kinerja pejabat yang digantikan. Hal ini sesungguhnya positif dan harus dilakukan sepanjang bertujuan untuk peningkatan capaian pelayanan masyarakat. Namun, kondisi akan semakin buruk tatkala pejabat pengganti berusaha membangun citra buruk terhadap pejabat sebelumnya melalui provokasi nyata maupun tersamar.

Sebagai pejabat yang mengalami beberapa kali mutasi, aku pernah mengalami hal serupa itu. Meskipun aku acuh terhadap kondisi semacam itu karena aku yakin penguasaan sistem pelayanan serta kompetensi, lebih mampu memproteksi pemupusan citra secara umum. Gejala ini tidak sulit ditemukan karena pejabat pengganti pemupus citra itu lebih banyak menggunakan vokalnya untuk membangun pencitraannya tanpa menunjukkan kinerja.

Pencirian pejabat yang menganut sistem pemupusan citra pejabat sebelumnya dengan menggunakan langkah-langkah provokatif tidaklah sulit. Pertama, tanyakan padanya, “kemana akan bapak bawa instansi ini ?.” Jika jawaban mengambang dan tidak fokus, kita telah menemukan ciri pertama. Kedua, jika pejabat pengganti itu selalu bertanya tentang fasilitas pejabat sebelumnya, termasuk penggunaan anggaran, kita telah menemukan ciri kedua. Jika pejabat itu berusaha membangun citra buruk kepada pejabat sebelumnya, kita tak perlu mencari data lain, cukupkan dengan kondisi itu dan definisikan “dia sedang membangun imej baik dengan memperburuk citra pejabat sebelumnya.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar