Selasa, 22 Januari 2013

SERI FAKULTAS TEKNIK-4

Swasembada di Fakultas Teknik

Aku teringat nyanyian plonco atau ada yang bilang istilah itu dengan Posma, Mosma, dan lain sebagainya. Intinya, kegiatan itu sebagai orientasi pengenalan kekerabatan oleh para mahasiswa senior di lingkungan kampus. Aku sendiri pernah mengalami plonco ini pada tahun 1980 selama seminggu, saat baru memasuki Fakultas Teknik Unsyiah. Semua kami berkendaraan sepeda yang dihiasi bahan-bahan yang buruk, seperti goni bekas, kain lap yang kotor, kertas kusam, dan lainnya.  Semula acara itu menjengkelkan, namun jelang akhir cukup menyenangkan. Dari semua kejadian perploncoan, yang aku masih ingat beberapa lagu yang diajarkan mahasiswa senior kepada kami, yakni lagu Aku Cinta Fakultas Teknik, Selamat Malam, dan Buku-Cinta dan Pesta . 
Kantin Fakultas Teknik, aktif hinga beberapa tahun
setelah 1988. Dulu dijaga oleh sosok yang namanya Unyil
190113
Kampus Kita merupakan lagu jenaka yang menggambarkan suasana perkuliahan di fakultas itu. Ada yang bilang lagu itu dikarang Munar Gade, namun ada yang sampaikan ke aku lagu itu ditulis Zouhrawaty A Arif.  Namun ada juga yang mempersoalkan judul, ada yang bilang judulnya Lon Galak Gata. Bagiku terserah saja, karena kata-kata yang menyentuh dan memesankan bagi calon mahasiswa lebih aku resapi sebagai suatu kekuatan kebersamaan almamater. Liriknya kalau tidak salah begini :

Buku, Cinta dan Pesta atau Lon Galak Gata

Mari sama-sama kita semua
menuju kampus kuliah sama-sama
menuntut ilmu dan menjadi sarjana
di kampus kita menuju bahagia

di kampus kita sangat banyak ragamnya
bisa didapat tiga faktor utama
yang menghayati Buku Cinta dan Pesta
kelak mendapat gelar titel sarjana

Reff :

lon galak gata, gata galak keu lon
lon gata galak galak
I love you and you love me

Lama aku renungi dan cermati makna tersirat dari lagu itu. Pernah tersirat, mungkin ini merupakan doa dalam wujud lain dari para seniorku di Fakultas Teknik. Kukaitkan dengan kelangkaan kaum perempuan di tempat itu sehingga sulit rasanya bagi mahasiswa memperoleh jodoh. Ketidak-seimbangan yang cukup menyolok di antara dua lawan jenis yang sedang mengikuti proses pembelajaran. Di angkatanku saja, jurusan sipil 1980, dari 140-an mahasiswa angkatan itu, hanya ada 2 sosok perempuan, yakni Lisa dan Lina. Keduanya telah menjadi inventaris dalam catatan abang letting yang banyak mengaku telah sarjana muda.

Satu sisi upaya mempertahankan tradisi mendapatkan komoditas lokal aku rasa cukup positif. Aku evaluasi perjodohan yang terjadi sesama almamater yang lumayan dari jumlah pasangan. Dari kelompok pengajar juga banyak, dari pegawai fakultas lumayan ada dan dari alumni pun boleh dibuktikan. Di tahun 1990, aku berkesimpulan sementara bahwa di Fakultas Teknik Unsyiah telah berlangsung konsep swasembada pasangan berkelanjutan. Setelah aku hitung-hitung jumlah pasangan sesama ahli teknik yang terkonek di kampus, aku yakin lagu itu sedang menunjukkan maksudnya. Boleh jadi, isyarat  ikatan alumni semakin erat, karena rencana kerja dapat diselesaikan dalam batasan rumah. Begitulah anugerah dalam wujud lain dari Allah, pemberi pasangan pada makhluk-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar