Selasa, 23 Oktober 2012

TEUKU ZAHEDI

-->
Kadis PU Lhokseumawe Inspeksi Ke Ujong Blang

T Zahedi Bersama Staf ke Ujong Blang, 22/10/2012

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Lhokseumawe, Ir T Zahedi, MT, sedikit terusik mendengar laporan beberapa masyarakat Desa Ujong Blang, Lhokseumawe, tentang terjadi gerusan pada timbunan badan jalan lingkar Ujong Blang. Tanpa berfikir panjang, ia bersama Kepala Bidang Bina Marga, Hanirwansyah, ST, MT, dan staf langsung menuju lokasi, siang itu juga (22/10/2012). Pasalnya, ada pihak-pihak tertentu mengumpulkan batu pengunci pada break water yang mengamankan pantai Pusong hingga Ujong Blang sepanjang 7 kilometer tersebut sehingga berdampak gerusan terhadap rencana badan jalan.

Menurut laporan masyarakat, pengumpulan batu pengunci pada pasangan batu pengaman pantai itu sengaja dilakukan untuk kepentingan pribadi pihak-pihak tertentu. “Batu pengunci ini berfungsi untuk mengikat batu-batu besar,” kata T Zahedi sambil menyaksikan tumpukan batu berdiameter 20 cm. “Seperti kita saksikan, pada tempat-tempat tertentu terjadi longsor akibat batu pengunci itu diambil,” lanjutnya di tengah beberapa warga. Pada kesempatan itu ianya memberi pemahaman kepada warga, bahwa akibat batu-batu pengunci itu diambil, terjadi pori-pori yang besar sehingga tatkala hujan atau air laut pasang, tanah timbun di belakang pengaman pantai tergerus. “Kondisi ini bisa berakibat fatal jika sudah dibangun jalan,” kata kepala dinas berpostur rada tambun ini. Menurutnya, bisa saja longsoran jalan tidak terjadi sekarang karena belum terbebani oleh kendaraan, “namun tatkala jalan selesai dan lalu lintas mulai melintasi, longsoran yang terjadi sulit terdeteksi,” kata T Zahedi lagi.

Pengaman pantai yang dibangun Pemko Lhokseumawe beberapa tahun lalu bertujuan untuk mengamankan badan jalan lingkar Kota Lhokseumawe yang sedang dirintis pembebasan lahannya. “Pembangunan jalan lingkar ini memang sudah menjadi rencana prioritas Pemko,” kata T Zahedi. “Di samping membangun akses Desa Pusong ke Desa Ujong Blang, juga sebagai aset wisata kota, khususnya bagi Kecamatan Banda Sakti,” sambungnya lagi.  

Meskipun T Zahedi tidak mengusut pihak mana yang mengumpulkan batu-batu pengunci tersebut, ianya menghimbau agar masyarakat dapat memahami dampak dari tindakannya. “Saya kira jika diberi pemahaman, masyarakat akan mengerti,” katanya, seraya mengucapkan terima kasih atas perhatian warga pelapor.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar