Selasa, 30 Oktober 2012

KERAJINAN MASYARAKAT

Tikar produk masyarakat Jangka, Bireuen, difoto 2008
Bahan baku sebelum dianyam, 2008
Kerajinan (Industri Kecil) Masyarakat Bireuen
09122004

Bahasan ini lebih diarahkan kepada aktivitas masyarakat menghasilkan produk kerajinan tangan (handy craft) berbasis seni budaya yang berkembang di wilayah Bireuen. Banyak kerajinan rakyat lainnya yang lebih mengarah sebagai pekerjaan pokok dari masyarakat itu sendiri, seperti kerajinan kaleng, keripik dan makanan lain, pembuatan parang, dan lain sebagainya.

Meskipun handy craft ini lebih bersifat sambilan yang umumnya dilakukan oleh kaum wanita, namun cukup membantu ekonomi keluarga. Di samping itu, kelompok pekerja di bidang ini telah melakukan proteksi budaya secara berkesinambungan. 

  • Kerajinan Kasap

Kasap biasa diartikan sebagai upaya menggambarkan motif tertentu pada kain dengan menggunakan benang. Biasanya benang yang dipakai untuk membuat kasap adalah benang emas atau perak. Begitupula terhadap kain yang digunakan sebagai media untuk menyulam motif itu. Tak jarang masyarakat menggunakan kain beledru, saten, bahkan kain sutera. Namun pada masyarakat yang berekonomi rendah kain yang digunakan adalah kain poplen, teteron, dan lain-lain. Benangnyapun hanya benang warna-warni biasa.

Informasi yang diterima menggambarkan bahwa kerajinan ini telah berkembang lama di wilayah Bireuen. Hal ini terindikasi dari masih adanya sisa-sisa kasap masa lalu yang tersimpan di masyarakat. Motif kasap ini masih dipakai masyarakat sebagai motif dasar untuk melanjutkan tradisi pembuatan kasap di Bireuen.

  • Kerajinan Perca

Perca adalah sisa potongan kain yang tidak terpakai lagi setelah dipakai untuk keperluan lain. Layaknya perca ini disebut limbah dan biasanya terbuang begitu saja. Namun lain halnya bagi para pelaku kerajinan di Bireuen. Sisa kain itu dirangkai menjadi suatu produk kerajinan yang dapat dipakai untuk berbagai hal. Dalam aspek ini tergambar bahwa masyarakat Bireuen telah terbiasa memanfaatkan bahan-bahan bekas yang tidak terpakai lagi untuk dijadikan produk barang jadi lainnya.

Sisa kain itu dibentuk segitiga sebelum dirangkai menjadi suatu produk dalam suatu kesatuan. Produk ini bisa dipakai sebagi alas cerana (dalong), tutup tudung saji (sange), dan lain sebagainya. Keterampilan para pelaku terlihat jelas pada pemilihan warna yang disusun rapi dalam suatu rangkaian.

Di samping itu, tradisi perca ini telah digunakan masyarakat untuk menghiasi tirai (tabeng), untuk membatasi sela-sela antar kelompok warna. Bedanya, untuk kebutuhan tirai, motif yang dipakai mengikuti motif timur tengah. Para perajin menamakan motif ini dengan sebutan gaki mirahpati (kaki merpati). Kerajinan ini masih bertahan di Kabupaten Bireuen dan menjadi ciri tersendiri bagi kerajianan rakyat.

  • Kerajinan Anyaman

Kerajinan anyam di Kabupaten Bireuen umumnya berbahan baku daun pandan berduri, bambu, rotan, dan daun lontar (on iboih). Produk anyaman yang dihasilkan berupa, tikar, tepas, tudung saji, dan peralatan dari rotan.

Saat sekarang produk-produk tersebut kalah bersaing dengan produk moderen berbahan baku plastik. Namun dari teknik pembuatannya yang mampu menampilkan motif-motif tertentu, sehingga kerajinan anyaman ini mampu bertahan hingga sekarang.

  • Kerajinan Rajutan

Merajut juga merupakan kerajinan rakyat di Kabupaten Bireuen. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi barang rajutan adalah benang. Biasanya para perajin itu menggunakan benang bol, nilon dan lain sebagainya.  Hasil rajutan rakyat itu berupa lobe (penutup kepala untuk shalat), taplak meja, dan lain sebagainya.

Dalam produk rajutan itu para perajin telah memasukkan unsur motif dan dipertahankan sebagai suatu karya seni berkelanjutan.  

  • Kerajinan Logam

Kerajinan seni logam yang ada di Bireuen dapat disaksikan dari peninggalan ceurana (dalong), mundam, dan lain sebagainya. Peralatan itu biasa dipakai masyarakat untuk melengkapi upacara adat, seperti adat perkawinan, maulid nabi, dan sebagainya. Teknologi pembuatan kerajinan logam ini melalui proses pencairan logam kemudian dicor ke wadah yang telah disiapkan. Wadah ini lazimnya bermotif standar yang menjadi ciri tersendiri.

Banyak lagi jenis kerajinan yang ditekuni masyarakat Bireuen hingga hari ini namun tidak sempat dikunjungi.

Cacatan ini kutulis pada 9 Desember 2004, saat aku masih berpredikat sebagai Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bireuen. Secara gamblang, tanpa analisa akademis aku berkesimpulan sementara bahwa industri rumah tangga di Bireuen merupakan sumber mata pencaharian masyarakat ke-tiga setelah pertanian/perkebunan dan perikanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar