Senin, 29 Oktober 2012

PILKADA 2007

Musim Pilkada 2007

Deklarasi, 25 Pebruari 2007


Pilkada tahun 2007 merupakan pilkada ke-dua di Bireuen, namun berbeda dari pilkada pertama tahun 2002. Tahun 2002 pemilihan kepala daerah dilakukan dengan pemungutan suara melalui legislatif, sementara pada tahun 2007 melalui pemungutan suara rakyat. Pada pilkada tahun 2007, aku tampil mendampingi H Subarni A Gani sebagai calon wakil bupati.  Aku tidak tahu sejauh mana proses yang dilakukan para senior Bireuen sehingga aku disandingkan dengan Bang Subar, panggilan akrab sosok H Subarni A Gani yang diposisikan sebagai calon bupati. Bang Subar berujar kepadaku, “Razuardi tidak usah memikirkan dana,” katanya. Namun beliau meminta aku menghitung besaran dana yang dibutuhkan hingga hari pemungutan suara. Besaran itu kuhitung selekas mungkin dan kuserahkan pada suatu sore bulan Januari 2007 bersama Ayah Ilyas Yusuf, kerabatku di Desa Geulanggang Teungoh, Bireuen. Jumlahnya berkisar Rp. 444 juta, suatu angka yang cukup minim dalam ukuran sebuah pesta demokrasi.

Sebenarnya aku susah sekali memenuhi hasrat ikut pilkada waktu itu karena bisik-bisik yang kudengar dari kerabat dekat Bang Subar, banyak sosok-sosok pelaku politik di Bireuen yang mengirim utusan untuk melakukan pendekatan agar ditunjuk sebagai pendamping sebagai calon wakil bupati.  Aku selalu berkonsultasi dengan Ayah Ilyas tentang hal itu dan Ayah selalu berujar, “pak Raju harus mau karena tidak sembarang orang yang mau dipilih Haji Subar,” katanya. Aku meyakini apa yang disampaikan Ayah Ilyas karena sosok ini kukenal tulus dalam berpendapat.

Tanggal 25 Pebruari 2007, pasangan kami melakukan deklarasi di halaman kediaman Bang Subar di Jalan Gayo Bireuen. Lumayan banyak undangan yang hadir ke tempat itu dari seluruh kecamatan dalam wilayah kabupaten Bireuen. Karena pasangan kami maju melalui jalur perseorangan maka kami berkewajiban mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP) dalam jumlah tertentu. Namun demikian, KTP yang disumbangkan para simpatisan jauh lebih besar dari yang disyaratkan, yakni 38 ribu lembar. Pasangan kami mendapat nomor 1 sebagai peserta pilkada, dalam penarikan undian di ruang sidang DPRK Bireuen. Dalam pemungutan suara 25 Juni 2007, kami hanya mendulang suara sebesar 40 ribu.    Kondisi ini jauh dari perolehan suara  pasangan Nurdin-Busmadar, pasangan nomor 4.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar