Kamis, 14 Februari 2013

AKTIVIS PEKERJA NAZARUDDIN


Aktivis Pekerja Nazaruddin

Nazaruddin (Bang Edt), 1983
Panggilannya Bang Edt tanpa banyak yang tau alasan nama itu melekat padanya. Dia sosok pekerja dalam setiap aktivitas mahasiswa teknik. Tidak hanya terbatas pekerjaan fisik semata, Bang Edt juga sering mengurus perizinan untuk berbagai kegiatan tersebut. Hubunganku dengan Bang Edt cukup dekat, karena aku memang menyeganinya karena tidak pernah aku melihat Bang Edt melakukan pelanggaran. Dia sering membangunkanku untuk shalat Shubuh manakala kami begadang main truf bersama. Di kampus, Bang Edt berperan sebagai tempat mengadu bagi anak-anak baru, termasuk aku saat pertama masuk kuliah. Di saat informasi perkuliahan tidak begitu jelas karena masih awam, Bang Edt mengarahkan aku dan beberapa kawan untuk menemui bagian-bagian tertentu di Fakultas Teknik. Pernah suatu kali, tatkala pihak pengajaran tidak menggubris kami dalam pengambilan kartu rencana studi (KRS), kami mengadu kepadanya. Kulihat Bang Edt bangkit dari tempat duduknya di meja catur, di belakang aula lama untuk menemui petugas pengajaran yang kami laporkan tadi. “Sabar, kata bagian pengajaran jadwal kalian jam sepuluh,” katanya sambil berpesan kalau mereka tidak layani, Bang Edt akan ikut dengan kami bersama menemui petugas itu. Padahal Bang Edt waktu itu belum kenal denganku, kecuali beberapa dari kawanku.

Bang Edt merupakan mahasiswa angkatan 1976, yang tentunya berbeda angkatan sejarak empat tahun. Kedekatanku dengan Bang Edt dimulai pada tahun 1981, tatkala aku aktif di majalah fakultas, Kern. Sejak saat itu, Bang Edt sering mengajakku diskusi tentang banyak hal, khususnya tentang solidaritas. Aku meyakini waktu itu, Bang Edt sedang membangkitkan motivasi mahasiswa teknik tentang pentingnya arti kebersamaan. Tidak pernah Bang Edt mengarahkan kami selaku anak-anak baru kepada hal-hal yang merugikan perkuliahan kami. Dengan komitmennya yang kuat, Bang Edt selalu diajak berkoordinasi tentang berbagai rencana ektrakurikuler kampus, selain juga turut bekerja langsung di kegiatan itu. Hampir semua anak baru mengenal sosok Bang Edt yang memang membutuhkan perlindungan saat plonco atau Mosma. Pernah dia ditunjuk selaku sosok idola oleh mahasiswa baru pada saat Mosma 1982, karena tampilannya yang tercemin mengayomi mahasiswa. Aku lihat Bang Edt menggerakkan mahasiswa ikut kegiatan dengan suara lambat dan datar, tanpa emosi. Hingga hari ini, aku menyaksikan solidaritas Bang Edt yang masih terjaga yakni mendirikan konsultan tempat kawan-kawan boleh bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar