Minggu, 10 Februari 2013

SERI FAKULTAS TEKNIK-21


Bagian Pengajaran Yang Ditakuti

Tatkala memasuki smester 2, Januari-Juni 1981, aku dan beberapa teman mengurus kartu rencana studi (KHS) sesuai jadwal yang ditentukan. Jika melewati batas, tentu ada sanksi yang dikenakan bagian pengajaran yang cukup kami takuti ketika itu. Kepala Bagian Pengajaran waktu itu Pak Balah, Ir Hasballah Abdullah, cukup disiplin dan susah senyum manakala mengawasi petugas  bagian pengajaran yang melayani kami di loket pintu masuk fakultas. Dia memperhatikan kami dengan sorot mata tajam dan sesekali melihat ke atas kertas KHS yang sedang diisi  dengan spidol hitam dan diparaf oleh salah seorang staf di situ. Petugas yang bertutur lembut itupun gugup seketika, namun tatkala Pak Balah keluar loket, petugas itu menjadi garang dan mengancam pemotongan SKS kami, jika menyalahi aturan dan terlambat mengembalikan KHS yang sudah diteken dosen wali. Dosen waliku waktu itu Pak Joesbenz yang sangat sulit ditemui meskipun rumahnya  di lintasan Jalan Pocut ,Baren, Banda Aceh yang mudah dijangkau. “Beliau ada di kampus,” kabar sambung menyambung dari seorang kawan, lantas kami berbondong-bondong ke kampus. Ada yang naik sepeda motor, ada yang naik oplet bernama 385, ada yang numpang mobil kawan, dan lain sebagainya. Setiba di kampus, “baru aja pergi,” kata kawan yang kebetulan ketemu dengannya di kampus. Aku dan beberapa kawan tentu kecewa bukan kepalang. Bagi yang berani mengambil risiko tentu menghujat keadaan dengan suara keras. Namun, aku melihat abang-abang letting-ku tenang-tenang saja, tidak takut terhadap pemotongan SKS. “Tidak apa-apa, nanti kita urus,” kata salah seorang dari mereka yang sering berkerumun di loket pengajaran. Tapi benar yang dikatakan, SKS mereka tidak bermasalah bahkan ada yang bertambah. Kondisi seperti ini aku cermati hanya berlangsung dua smester, selanjut terjadi pembenahan administrasi di lingkungan Fakultas Teknik.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar