Minggu, 03 Februari 2013

PE KA A-4


Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke-4

Razuardi Ibrahim dengan latar belakang rumah Bireuen
di arena PKA-4, 2004
Rentang waktu antara PKA-3 dan Ke-4, relatif panjang yakni dari tahun 1988 hingga 2004, kurang lebih 16 tahun. Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke-4 dilaksanakan pada tanggal 19 – 28 Agustus 2004. Pembukaan acara ini dilakukan oleh Presiden Megawati dengan lokasi pelaksanaannya di Taman Safiatuddin. Taman ini berada persis di belakang kantor Gubernur Aceh yang masa itu dipimpin Abdullah Puteh. Informasi yang berkembang saat itu, ide tempat permanen untuk lokasi event PKA ini berasal dari Ibu Marlinda Abdullah Puteh. Secara konsep, yang ingin dibangun adalah pemandangan dan suasana seperti miniatur Aceh, walaupun dalam lokasi tidak begitu luas. Namun, karena bangunan yang ditampilkan masing-masing daerah pada umumnya berbahan beton dan tidak berbasis arsitektur lokal, kesan miniatur yang diinginkan terabaikan.

Pada PKA-4 ini terlaksana berbagai kegiatan, baik kegiatan berupa seminar maupun kegiatan non seminar, seperti atraksi budaya, pasar seni, pameran buku, pawai budaya, kenduri massal, dan lain sebagainya. PKA kali ini berlangsung meriah karena berbarengan dengan event Tahun Budaya.

Aku mengambil bagian penuh dalam mengerjakan stand Kabupaten Bireuen. Sekira tiga bulan aku di lokasi itu bersama beberapa rekan pekerja seni asal Bireuen. Bupati Bireuen waktu itu Mustafa A Glanggang, yang mempercayakanku untuk mendesain rumah bercirikan tradisi masyarakat Bireuen. Aku temukan rumah panggung tua berlantai rata di Kecamatan Pandrah untuk aku bahas bersama bupati. Beliau memberi koreksi dan batasan tentang manfaat tampilan dari rumah Aceh tradisi Bireuen di PKA itu. Namun, kendala utama sa’at itu yakni keterbatasan anggaran untuk membuat rumah itu yang hanya tersedia Rp 261 juta saja. Di sini aku mempertaruhkan keterampilan teknik-ku, “biar biaya kecil bangunan harus selesai, sesuai anggaran,”  kataku kepada Pak Mus. “Iya, kalau tidak cukup kita usulkan lagi,” sambung Pak Mus di awal Maret 2004.

Aku bekerja membangun rumah Aceh khas Bireuen di bantu Samsul Bahri Juli, yang bertindak selaku pensuplai bahan dan tukang. Sementara yang menelesaikan pekerjaan ukiran, Wien Galeri dan Nauval yang kini sudah almarhum.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar