Sabtu, 23 Februari 2013

DAYA TARIK SOSOK


Daya Tarik Sosok

Kerabat yang
pejabat itu, 230213
Kolaborasi berbagai talenta untuk meningkatkan daya tarik suatu kedudukan merupakan hal lumrah dalam sistem masyarakat. Oleh karenanya tidak jarang tersaksikan dalam sistem masyarakat tertentu, terbangun secara alamiah ketertarikan banyak orang terhadap sosok tertentu dalam posisi pelayanan yang tertentu pula. Contoh mudah untuk keadaan ini dapat disaksikan pada konter penjualan barang-barang mewah di mall, super market dan pusat pembelanjaan lainnya. Tampilan pelayan yang terkesan multi kualitas dalam menawarkan barang-mewah ini, cukup menyamankan para konsumen.  Ada kelayakan wajah berikut tampilan, kemampuan komunikasi, juga kecerdasan dalam sosok para pramuniaga tersebut. Ke-tiga kekuatan termiliki ini cukup mendukung kedudukan pelayan publik lainnya tanpa kecuali.

Memang banyak para pemangku jabatan publik yang relatif kurang beruntung dari aspek wajah dan tampilan. Namun, keadaan ini dapat tertutupi oleh kekuatan kemampuan komunikasi dan kecerdasan. Dari dua aspek pendukung ini para konsumen dapat merasakan ekspresi kejujuran serta ketulusan dalam cerminan hati yang sesungguhnya. Banyak juga para pejabat publik di negeri ini, bahkan dunia yang memiliki wajah tidak menarik namun mendapat tempat di hati konsumen atau masyarakat. Ketulusan atau ada juga yang mengistilahkan inner beauty dari para pejabat publik tersebut mampu merubah imej terhadap sosoknya yang layak menjadi pengayom.

Dalam perjalanan karirku, banyak pejabat atasan yang elegan mengajak aku bergabung di instansi mereka dengan ketulusan tentunya. Tiada dusta dalam berbagai diskusi bersamaku yang hangat,  selain suatu target pencapaian kerja. Saling melengkapi pengalaman untuk suatu tujuan pencerdasan bukanlah hal luar biasa dalam diskusi itu. Tidak jarang terjadi saling debat antara aku dengan mitra diskusi, dan lazim pula aku mengakui kelebihan mereka.

Di samping itu, selaku pejabat struktural tentu aku juga bermitra dengan sesama pejabat di tingkat kabupaten. Wajah mereka juga bermacam ragam dari yang berkulit legam hingga yang berwajah tidak menarik dan sarat keberpura-puraan. Aku tidak peduli dengan berbagai tampilan rekanku karena kebiasaanku selalu mengejar target penyelesaian masalah dalam satu kesatuan kerja.  Dalam evaluasi sederhana yang tidak menggunakan metode apapun, aku memahami kondisi, bahwa beberapa rekan sedang mencoba membangun kualitas semu terhadap dirinya. Pemaksaan keramahan cukup terasa dari ekspresinya yang terkadang terkesan berlebihan. Tidak jarang para rekan yang semu kualitas ini membisikkan bahkan mengajak diskusi tentang kekurangan rekan yang lain. Biasanya aku tepis topik serupa ini dengan cerita lucu lain yang tidak ada kaitannya dengan kerja.

Aku meyakini dalam hati, bahwa suatu waktu selubung keberpura-puraan itu akan mendominir berbagai kelebihan yang dimilikinya. Tidak sulit ditebak, kondisi seperti apa yang terjadi manakala keberpura-puraan yang cenderung berkonotasi dusta menghiasi wajah yang kurang mendukung tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar