Senin, 18 Februari 2013

EKONOMI RUMPUT


Ekonomi Rumput Gandapura

Rumput Gandapura, 2011 
Kondisi pada awal 2012 di gerbang timur Bireuen, Kecamatan Gandapura. Sebagian besar masyarakat Kecamatan Gandapura menggantungkan hidupnya di sektor peternakan besar. Ada pasar hewan besar di sana yang setiap hari selasa menjual lembu dan kambing mecapai 300 ekor. “Pada jelang Idul Adha bisa mencapai 600 ekor,” kata Ismail Adam, tokoh masyarakat di sana. Dampak dari kondisi ini, tumbuh pula pegiat ekonomi lain, yakni petani rumput ternak dan penjual rumput. Sebelum di kecamatan ini beroperasi pabrik kelapa sawit, petani rumput  berusaha di bidang ini hanya sambilan kurang lebih 10 hektar saja dalam kondisi tersebar. “Setelah hadirnya PKS yang menampung pekerja lokal, aktivitas petani rumput sudah mulai terorganisir, “ katanya lagi. Menurutnya, dengan pendapatan yang lebih sebagai pekerja di PKS, mereka juga sudah memiliki modal yang cukup untuk berinvestasi di ladang rumput. Rumput yang ditanami di lahan mereka yakni rumput gajah. Luas tambahan lahan rumput dalam satu tahun terakhir 14 hektar dengan pola kelompok. Per kelompok seluas 1 ha, pekerja tertampung sejumlah 20 orang. Dengan demikian, penambahan pekerja menjadi 240 orang. Masa panen rumput dari sejak tanam adalah 1,5 bulan. Harga rumput per-ikat seukuran pelukan orang dewasa adalah Rp 20.000,-. Petani itu mengatur masa tanam sehingga dapat memanen setiap minggu, yakni sehari sebelum hari pekan, Selasa. Pada setiap hari pekan ini masing-masing petani mengantongi uang rata-rata Rp 300.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar