Jumat, 01 Februari 2013

BUDAYAWAN YUSRIZAL IBRAHIM


Pelukis-Budayawan Yusrizal Ibrahim

Yusrizal Ibrahim, 2012
Aku berinteraksi dengan Yusrizal Ibrahim sejak 1974, saat sama-sama di sekolah menengah pertama. Kami sering ikut lomba lukis yang diadakan sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pria kelahiran 1961 ini selalu mendapat juara dalam perlombaan itu, sementara aku juara harapanpun jauh dari harapan. Setelah tamat SLTA, Yusrizal pergi ke Jogya untuk kuliah di Akademi Seni Rupa Indonesia.  Di tahun 1986, aku melihatnya kembali di Banda Aceh di arena Pameran Pembangunan, di lokasi Kantor Gubernur sekarang. Dia menangani stand PT SAI, pabrik semen, dalam ekspose keberhasilan perusahaan itu di Aceh. Awal 1990-an, Yusrizal Ibrahim menghilang lagi menyusuri pantai barat Aceh bersama Rachmatsyah Nusfi membangun tempat wisata Lhok Geulumpang. Mereka sukses di sana, dengan mampu mendatangkan petinggi daerah dan para seniman tingkat nasional seperti Lian Sahar, dan beberapa yang lain. Pada 1995, aku mempertemukan Yusrizal dengan Pak karimuddin Hasybullah, Bupati Aceh Utara waktu itu. lantas terjadi dialog di antara aku, Yusrizal dan Pak Karim. Waktu itu, TVRI Jakarta memberi kesempatan bagi kabupaten-kota untuk mengisi acara dengan film-film daerah dengan masa tayang 50 menit. Pak Karim sepakat dengan peluang itu dan disuruhnya Yusrizal membuat film itu. Film berjudul “Riam Blang Kulam,” yang dibuat Yusrizal dibintangi juga oleh Pak Karim yang memang berwajah layak untuk difilm-kan. Aku sering berdiskusi dengannya,  karena Yusrizal memang punya daya ingat yang kuat dan cerdas. Namun aku sering membatahnya tatkala dia sering mengungkap, bahwa kebandelan dirinya karena kontribusiku sejak kanak-kanak dulu. Pada musim pemilihan umum legislatif priode 2004-2009, Yusrizal terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).  Kala itu aku sempat berfikir, bahwa kita telah kehilangan seorang seniman handal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar