Kamis, 14 Februari 2013

DIALOG JENDELA ANAK MELAYU

Orang Melayu biasa mengungkap sesuatu dengan tutur kata perumpamaan yang mengandung nilai satera yang tinggi. Tidak pula jarang dalam merangkai kata, seketika balasan dari lawan bicara terkemas dan terajut indah dan nikmat dibaca berulang. Tutur kata Melayu yang santun kerap menjadi sajian dalam berbagai event acara yang dilakoni para pujangga. Berikut dialog jendela dari Putri Dasa Sandra Dewi yang disambut baik Raja Ratnam dari Angkasa Pujangga Sewa,

Jendela
100712-03;31;57

Jendela memberi ruang
Bingkai satu menjelajah kehidupan luar
Kadang ternikmati separuh malam
Saksikan lampu jalan,
pepohonan
Pun bintang bulan
Sesekali hembusan angin dingin mencubit
Tirai bergerak pelan
Jendela menimbulkan kesan
Saksi

Jendela bingkai kayu
Batasi rupa saksi
Boleh sinar bulan berbaur awan
Kadang juga gerimis
Pun rerundukan pohon karena angin
Ya, bingkai kayu itu antarkan mataku ke luar sana
Jendela........

Ya, jendela tanpa nama
Hanya berbingkai kayu berwarna
Tak ada keceriaan  
Hanya hembusan mengantarkan kelegaan

Jendela pembatas padu di dinding
Kabarkan ceria belaian ibu
Pada bayi munggil

Sekedar pembatas
Beribu umpama diibaratkan atasnya
Alirkan rangkaian cerita dengan kisah beraneka warna
Malam tadi jendela itu menyedot  alam pikirku

Pikirku yang bertanya
Gelora kasihnya yang tulus

Pikirmu terlampaui
Bukan maksud hati meningkahi
Namun jua rasa menepi harap menguap begitu saja
Namun kisah jendela kunikmati yang terlalui

Kumaklumi sapamu tangah malam
Dalam lelapku
Jendela hantarkan alun pikir ke seberang

Jikalau tak terjaga
Tentu mataku tak tertumbu pada benda terbingkai itu
Mulanya pula hantarkan lamunanku hingga tak terpejam lagi

Oho jendela
Penyimpan cerita
Pengikat lamunan kekasihku
Jangan kau siksa dia hingga pagi

Jendela itu milikku dengan ceritanya
Bukan milik kekasihmu
Tak terasa mata terjaga dengan kisahnya yang berlalu

Jendela yang tak boleh termiliki
Rengkuhlah .................
Asal titipmu bahagia
Jaga tidur dekapan si mungil   

Kutarik kursi agar leluasa menatap ke luar jendela
Jelas terlihat semesta di langit
Yang redup berganti terang sesekali
Padahal inginku lihat lalu lalang dan deru kendaraan melamban
Memecah kesunyian

Aku mahfum andil jendela malam itu
Hibur rasa yang kau miliki
Kuatkan rasa indah si mungil
Bersamamu hingga pagi

Sudahlah bahasan kita cukupkan
Lanjut saja repot-repotnya pak

Ya, akhiri kisah jendela musim ini
Dan tersenyumlah bersama jelang siang ceria
Meski saatnya jendela terbuka
Jalani perannya........


Tidak ada komentar:

Posting Komentar